Acara mulai jam 10 pagi dan aku telat sampai lokasi karena harus lembur kerja dulu, hihihi. Untung acaranya memang agak molor, jadi pas aku dateng, pas banget acaranya mulai. Mbak Nocturvis dan Mbak Artika Dewanti, praktisi bujo yang udah melanglang buana sampai Singapura, menjelaskan tentang Bujo. Bujo ini walaupun kesannya sepele, cuma oret-oret kertas, tapi punya banyak manfaat, antara lain untuk tracking kegiatan yang sudah terjadi, planning rencana kedepan, atau bisa juga buat stress healing loh.
Sekilas tentang definisi dan penemu Bujo |
Awalnya sih udah males aja suruh oret-oret. Apaan sih to do list mah bikin aja di reminder HP. Tapi ternyata kalau perlengkapan oret-oretnya disediain kayak workshop Bujo ini, yang ada malah nggak pengen berhenti bikin-bikin. Seru dan menyenangkan sekali ternyata! Aku yang awalnya nggak yakin bisa bikin jurnal yang lucu malah jadi keranjingan bikin, karena beneran asyik dan ternyata aku bisa bebikinan lucu juga. Hihi..
Apa saja yang harus dipersiapkan saat bikin bujo?
1. Kertas kosong. Bisa dalam bentuk buku, atau lembaran-lembaran kertas yang nanti digabungkan.
2. Bolpen warna-warni. Atau bolpen hitam saja juga nggak apa-apa, bikin ala-ala monokrom gitu.
3. Kertas warna-warni. Bisa pakai sticky note atau kertas lipat punya anak aja biar semangat nulisnya
4. Gunting, selotip, dan lem. Kalau kemarin perlengkapannya komplit, ada gunting bermotif dan selotip segala bentuk, warna dan rupa pula.
Nah, selain disediakan perlengkapan tempur bikin Bujo yang komplit, suasana bikin Bujo tambah seru dengan adanya live band akustik yang kece. Jadi hepi bener deh bebikinan sambil nyanyi-nyanyi, hehe.
Bujo pada dasarnya adalah sarana untuk mendokumentasikan apa saja tentang kita. Ada banyak manfaat dari rutin menulis Bujo, antara lain:
1. Kegiatan sehari-hari lebih terorganisir
Suka nggak sih ngerasa hari berlalu tanpa ada kegiatan yang berarti? Kalau rutin menulis (dan pastinya nggak lupa dibaca) to do list di Bujo, biasanya nggak mungkin bisa gabut seharian. Soalnya Bujo akan mengingatkan apa yang harus kita lakukan.
2. Mengurangi kecemasan
Aku tuh sering cemas sendiri dengan banyak deadline dan target. Ternyata cara mengurangi kecemasan itu gampang, cukup tulis deadline sesuai prioritas dan fokus mengerjakan deadline yang paling prioritas terlebih dahulu. Disini kerasa banget kan manfaat membuat to do list di Bujo.
3. Memudahkan dalam evaluasi kegiatan
Ketika rutin menulis to do list di Bujo, kita akan mudah untuk mengevaluasi kegiatan harian kita. Apakah sudah sesuai target atau belum. Buat ibu-ibu, Bujo juga asyik buat mendokumentasikan resep dan mengatur jadwal menu makanan harian.
4. Lebih kreatif
Ketika suntuk, oret-oret di Bujo akan meningkatkan kreatifitas kita. Walaupun karya kita nggak bagus-bagus amat, setidaknya cukup buat dinikmati sendiri. Kalau catatannya menarik, kan jadi semangat juga kerjanya.
5. Lebih produktif
Menulis to do list di Bujo akan membuat kita ingat apa saja yang harus segera diselesaikan. Nggak ada ceritanya tuh ngeblank mau ngapain, karena antrian kerjaan udah tertulis jelas di Bujo. Dengan Bujo kita jadi bisa bekerja lebih terarah dan produktif
6. Memudahkan memantau target
Tulis target harian, bulanan, dan tahunan di Bujo. Tulis besar-besar dan dibaca setiap hari. Dengan begitu kita akan teringat terus dengan target kita. Semakin sering ingat, maka semakin dekat juga dengan pencapaian target kita.
Di akhir acara, Mbak Artika fotoin kita dan karya kita sambil berpesan semoga workshop tadi bermanfaat dan bisa diaplikasikan sesuai pekerjannya masing-masing. Kira-kira aku bisa konsisten gak ya,?
Senyum bahagia bisa bikin Bujo kece ^_^ |
Dan bikin bujo itu asyik...
BalasHapusAku juga bikin Bujooo...
BalasHapusTernyata banyak manfaatnya yaa...
Eh bener, pertama kali aku dengernya burjo. Sampai harus menajamkan telinga, ternyata bujo.
BalasHapusseru inihh....aku banget, walaupun ku gak ikutan acara, tapi mau nyoba bikin ahh
BalasHapus