Mungkin aku rada parno sama yang namanya sunat ya. Soalnya sekali lihat sunatnya adek, kayaknya kok sakit banget. Tapi punya anak cowok cuma satu, ya kudu beraniin mental dong buat nemeni anak sunat. Deg-degannya dari H-2, sampai bikin status di FB. Nggak penting banget deh.
Sebelumnya: Memilih Metode Sunat
Hari sunat kupilih hari Sabtu. Pertimbangannya, biar nggak terlalu banyak izin kerja. Demi sunat hari Sabtu, ayahnya Ais bela-belain maju berangkatnya ke Belitang. Biar Sabtu udah di Palembang lagi.
Ais dapat waktu sunatnya di malam hari sekitar jam 7 malam. Karena dokternya cuma bisa malam. Sebenarnya bisa saja sih aku ganti dokter dan tempat sunat lain. Tapi sepertinya memang takdirnya begitu. Karena secara kebetulan aku dapat job online di rentang waktu jam 4 sore sampai setengah 6, dan ayah ada urusan ke Tanjung Lago, dan kemungkinan baru sampai Palembang jam 5 sore.
Ternyata, dokter minta jadwal sunat dimajukan. Alhasil, setelah ayah sampai ke gudang, aku langsung membereskan komputer dan merapikan 'pekarangan' Ais di kantor. Sekitar 6.35 sore kami berangkat menuju Klinik Mitra. Si ayah ngasih Ais es krim biar Ais rileks mau sunat. Hehe
Makan es ktim sebelum sunat |
Ternyata, lokasi klinik cukup jauh juga ya. Haha! Tepat setengah 7 baru sampai di klinik. Dokter sudah standby, tetapi aku minta izin solat dulu. Kebayang dong, habis sunat nanti pasti rempong, bisa-bisa nggak sempat solat Magrib, ya kan?
Prosesi sunat
Setelah solat, kami bertiga masuk ke ruang tindakan bedah. Sunat dengan metode cauter memang khusus dilakukan dokter bedah, hal ini dikarenakan ada resiko luka bakar yang dapat terjadi bila tidak dilakukan tenaga ahli. Dokter spesialis sunat cauter di Klinik Mitra adalah dr. H. Safyudin, M. Biomed, CGA.
1. Ais diminta buang air kecil dulu.
Sebelum sunat, Ais diminta buang air kecil dahulu, walaupun Ais tidak kebelet. Tujuannya untuk melemaskan penis.
2. Dokter memberi bius.
Setelah Ais pipis, Ais diminta membuka celana dan tiduran di kasur dengan bagian pantat sudah diberi perlak disposible. Dokter memberi sugesti positif supaya Ais nggak takut. Sesuai sugesti positif kami di rumah, Ais percaya kalau disunat itu macam gigit semut, kayak katanya Upin Ipin.
3. Tunggu bius bereaksi sekitar 15 menit. Pada waktu menunggu ini, dokternya pergi solat dulu.
4. Waktunya 'kres'.
Ini nih bagian paling menegangkan. Ternyata kulup penisnya dubersihkan dulu, baru kemudian ditarik-tarik, lalu dipotong. Waw, wajar aja kalau anak takut sunat ya. Tahapannya cukup intimidatif begitu. Tapi dengan sunat cauter, pendarahannya relatif sedikit. Jadi setelah sunat nggak perlu pakai perban lagi. Boleh langsung pakai celana juga.
5. Langsung minum obat.
Untuk mencegah biusnya hilang dan anak kesakitan, maka Ais harus minum obat sesaat setelah sunat. Baiknya sih perut tidak kosong saat minum obatnya, tapi nggak harus makan malam dulu sih. Kebetulan Ais memang belum waktunya makan malam.
Obat yang diberikan ada 4 macam. Antibiotik Amoxicilin, obat nyeri, vitamin C, dan betadine. Yang harus diminum segera adalah antibiotik dan obat nyeri. Vitamin C nggak harus diminum saat itu juga. Kalau betadine, kan memang bukan buat diminum. Wkwkwk. Betadine dioleskan di pagi dan sore hari. Harus menggunakan cotton bud, mungkin agar luka tidak kontak langsung dengan ujung betadine.
Perjalanan pulang lumayan jauh. Agak macet juga, jadi di tengah perjalanan pulang, Ais sempet menangis kesakitan. Duh, kasihan. Jadi, setelah sampai rumah, Ais langsung disuap makan dan diberi obat nyeri yang memang harus diminumkan 2.5 jam setelah obat pertama tadi.
Alhamdulillah setelah minum obat Ais langsung tidur. Sempet terbangun di tengah malam dan kesakitan, tapi overall tidurnya masih nyenyak.
Pengen lanjut tentang Ais pasca sunat. Tapi tunggu hasil sunatnya benar-benar sembuh dulu.
Pas disuntik bius itu aisnya kesakitan enggak mak?
BalasHapusNggak. Pas dikres dia yg agak takut
HapusJadi keinget pas dulu aku disunat hahaha. Ibuku sampe lari ke kamar mandi, dia yang lemes buahahaha.
BalasHapusDitunggu kelanjutannya mbak :)
Omnduut.com
Omaigat. Utg gak pingsan ya?
HapusAis anaknya nggak rewelan ya. Membaca tahap-tahap sunatnya kok tidak seperti dugaanku. Simple. Padahal aku orangnya udah ngebayangin ada adegan histeris gitu. Metodenya oke. Moga ntar pas anakku waktunya sunat juga kayak Ais, nggak rewel. Good job, Nak :)
BalasHapusAamiin. Sempet teriak sakit juga sih, tapi so far kooperatif dy
HapusSunat sekarang simple banget ya mbk,g ribet. Nggak pake sarung,langsung pake celana bisa.
BalasHapusAis,Baarokallah
Makasih Tante..iya, nggak berdarah2, jadi ibunya juga tenang
Hapus