Sudah dua hari ini aku glundang-glundung (nganggur) di rumah
ibu. Gara-gara itu aku jadi nonton TV. Padahal selama ini hampir nggak pernah
nonton TV. Tapi siaran TV di rumah ibu kan beda, ada siaran khusus anak-anak
(Baby TV) buat Ais dan kalau aku sendiri suka saluran RED by HBO. Pas Ais ikut
utinya pergi, aku langsung deh setel saluran RED. Jadi di saluran ini isinya
film-film Asia segala genre. Untung pas Ais pergi, film yang lagi diputar bukan
film hantu, melainkan film komedi romantis. Auch, pas banget aku lagi pengen
melow-melow, hahay!
Princess Jellyfish
sumber: asianwiki |
Dari sinopsisnya aku suka film ini. Menceritakan tentang
seorang gadis yang ‘aneh’ dan sering menarik diri dari dunia luar bernama
Tsukimi. Akan tetapi, berkat bantuan seorang pria, anak politisi yang
berpenampilan seperti wanita bernama
Kuranosuke, Tsukimi mendapatkan kepercayaan dirinya. Klise ya? Tapi gue banget
nih. Soalnya, walaupun minderku nggak separah Tsukimi, tapi jujur masih sering
merasa minder dan nggak percaya diri.
Konflik cerita terjadi ketika ada rencana pembangunan real
estate di lokasi tinggal mereka. Bapak politisi beserta anak pertamanya yang
juga ikut terjun di dunia perpolitikan mulai didekati pihak real estate. Si
bapak mulai tergiur untuk menjual daerahnya ke pihak pengembang. Namun si anak
pertama agak susah ditaklukan. Rupanya pengembang menggunakan cara licik untuk
mendapatkan proyek itu. Seorang wanita ditugaskan untuk menggoda si anak
pertama. Mereka pergi ke bar dan minum-minum, tanpa disadari si anak pertama
bahwa si cewek sudah memasukkan obat tidur ke minuman si anak pertama.
Selanjutnya, bisa ditebak. Si cewek membuat skenario kalau mereka sudah tidur
bareng sehingga si anak pertama susah berkutik.
Di tempat lain, Kuranosuke, si anak kedua dari politisi, merasa
tergerak untuk mencegah pembangunan real estate. Dia bersama para
teman-temannya yang culun-culun (termasuk Tsukimi) melakukan penggalangan dana
dengan berjualan. Awalnya, jualan mereka sepi, sampai kemudian seorang pembeli
tertarik dengan boneka ubur-ubur yang dibuat Tsukimi. Akhirnya mereka secara
kilat membuat banyak boneka ubur-ubur.
Konflik cerita selanjutnya adalah karena Tsukimi menyukai
anak pertama politisi, tetapi kemudian patah hati karena si anak pertama sudah
digandeng si cewek real estate. Tapi konflik ini cuma pemanis aja sih, pemanis
yang lumayan bikin penasaran, akhirnya Tsukimi jadi nggak ya sama si anak
pertama?
Kembali ke konflik
utama, akhirnya Kuranosuke memutuskan mengadakan pagelaran busana untuk
menggalang dana dan mencegah pembangunan real estate. Hal paling menarik ada di
bagian ini. Dimulai dari tema besar untuk pagelaran busananya yang (lagi-lagi)
terinspirasi dari sosok ubur-ubur yang disukai Tsukimi. Bagaimana Kuranosuke membangkitkan kepercayaan diri Tsukimi dan teman-teman culunnya yang lain. Kuranosuke juga melakukan strategi promosi yang unik
namun efektif. Dia memanfaatkan momen ketika ayahnya berorasi dan disiarkan TV.
Di saat itu dia berhasil mengalihkan perhatian para kru TV, sehingga berita
mengenai pagelaran busananya tersiar di TV. Jadi rame deh pagelaran busananya! Apa yang dilakukan Kuranosuke dapat menjadi pelajaran buat kita, bahwa jangan takut untuk berimajinasi dan berusaha menggapai imajinasi itu. Lalu, setelah kerja keras dan usaha mati-matian mewujudkan imajinasi, selanjutnya perlu promosi yang efektif agar semua orang tahu kehebatan kita. Percuma dong kalau hebat tapi cuma diumpetin doang. #selfplak
Selanjutnya, bisa ditebak deh, pagelaran busananya sukses
berat dan akhirnya pembangunan real estate pun dihentikan. Selanjutnya, geng
culun ini makin serius berbisnis fashion. Mereka menggunakan label ‘Jellyfish’
untuk busana rancangan mereka.
Ternyata, Princess Jellyfish ini adalah film live action
yang diadaptasi dari manga dengan judul yang sama karya Akiko Higashimura. Manga
Princess Jellyfish sendiri sudah ada sejak 2008, sedangkan film yang diadaptasi
dari Manga ini, rilis akhir Desember 2014. Kayaknya sih film ini nggak sampai
masuk bioskop Indonesia ya? Tapi, walaupun mungkin tidak booming di Indonesia, para
pecinta manga Jepang pasti tahulah tentang Princess Jellyfish ini. Dan,
walaupun aku mungkin telat tahu film ini, tapi karena aku suka ceritanya,
makanya aku review deh.
Princess Jellyfish versi manga. Sumber: pinterest |
Dari segi cerita, Princess Jellyfish ini lumayan menarik.
Konfliknya dapet. Humor-humornya juga gak basi. Dari segi sinematografi,
pengambilan gambarnya bagus, dan aku paling suka penggambaran fashion shownya
yang kelihatan sederhana tapi berkelas. Dan, yang paling aku suka dari film ini
adalah wardrobenya! Busana yang dikanakan Kuranosuke kece semua! Cantiknya dia maksimal
(sampai nggak nyangka kalau dia sebenarnya cowok), terus koleksi busana
ubur-uburnya juga keren banget! Pokoknya dari awal film sampai akhir film aku
dimanjakan dengan koleksi baju-baju kece di film ini.
Kuranosuke sesudah dan sebelum. Sumber: dramastyle |
Terus sekarang aku penasaran, Princess Jellyfish ini ada
seri komiknya di Indonesia nggak ya? Kok jadi kangen baca komik habis nonton film yang ‘komik
banget’ ini.
Dorama Jepang, ya? Jadi penasaran. ^_^
BalasHapusAda donlotane di inet ketoke
HapusKayanya seru ya? :o Pengen nonton juga jadinya.
BalasHapusAku pernah liat sih yang manga. Ynag dorama pasti lebih greget, ya?
BalasHapuslihat manganya dimana? Aku belum pernah baca komiknya..
HapusWkwkwkwkwk covernya aja udah gokil gitu. :D
BalasHapusUntung ada google ya. Tiap mau nonton jadi gugling dulu aku. Haha
HapusIni film bersambung gitu kah mbak? eh langsung tamat ya?
BalasHapusLangsung tamat. Kalau manganya kayaknya berseri sih.
Hapus