Sidang Tilang? Jangan Takut!
Feelingku nggak enak. Suami yang jarang sekali ngantar Ais ke sekolah karena memang tugas di luar kota, hari ini dia sempatin nganter Ais. Feelingku nggak enak bukan tanpa sebab. Feelingku nggak enak karena aku sadar satu hal, bapaknya Ais nggak pakai helm! Awalnya kutepis pikiran negatif itu. Soalnya aku juga pernah lupa pakai helm waktu mengantar Ais, tapi Pak Polisinya cuma mengingatkan saja. Jadi aku pikir, kalau pun nanti kecegat polisi, paling diperingatkan saja.
Waktu itu aku sedang sibuk mengirim LOA untuk peserta seminar. Sembari membuat dan mengirim LOA, aku mulai khawatir karena suami tak juga pulang. Mampir kemana ya dia? Atau jangan-jangan beneran kena tilang? Duh, jadi nggak konsen ngerjain tugas. Benar saja, tak berapa lama suamiku telepon, nanya bisa sidang tilang tanggal berapa. Sontak aku marah-marah. Aku panik, kecewa, bener-bener rasanya nggak karuan. Ngebayangin bakal sidang kayak di tipi-tipi, padahal yang salah kan suami, bukan aku. Apes banget dah. Alhasil aku nggak kasih jawaban mau sidang tanggal berapa...
Bayanganku sudah menyeramkan perihal sidang ini. Selain takut tertulis sebagai catatan kejahatan (rupanya nggak), aku malas banget membayangkan harus merogoh kocek kira-kira seperempat sampai setengah juta. Duit segitu kan mending dibeliin reksadana! #eh
Untuk mengurangi kekhawatiranku, aku mulai bertanya-tanya perihal sidang sama teman-temanku. Nyatanya banyak yang belum paham juga perihal sidang ini. Belum lagi ternyata aku nggak bisa sidang di tanggal yang ditetapkan. Tambah bingung lah, ini harus bagaimana?
Sampai saat itu aku masih membayangkan nanti sidang itu bakalan ribet. Dokumen dioper-oper, surat kuasa dipermasalahkan, pokoknya aku harus siap sehari full ngurus STNK yang ditilang. Nggak bisa diceritakan gimana gugupnya aku menghadapi sidang.*yang sudah pernah sidang paling cuma bilang:Lebay lo Dib!
The Day!
Akhirnya hari sidang yang ditetapkan tiba. Sayangnya saat itu posisiku sedang di Jakarta. Untung ada akungnya Ais yang kebetulan mau bantu menguruskan. Ternyata, sidang tilang tidak seram sama sekali. Malah lebih mirip kayak ujian SIM. Jadi sekitar 30 peserta sidang dikumpulkan di ruang sidang, dipanggil satu persatu dan dibacakan kesalahannya. Tapi untuk menghemat waktu, pak hakim kemarin baca pasal-pasal pelanggaran secara massal. Jadi peserta sidang berbondong-bondong gitu keluarnya. Nggak fiabsen juga ternyata.
Surat kuasa gimana?
Nggak perlu sama sekali! Nggak ada yang ngecek peserta sidangnya. Mau siapa saja yang ikut sidang nggak masalah!
Dendanya gimana?
Nah, tak kasih tahu ya..kalau di internet banyak beredar kabar denda bisa sampai satu juta, itu hoax cin. Kalau ada yang bilang, mending damai di tempat cuma kasih 50-100ribu saja, itu juga salah cin! Soalnya, kalau ikut sidang, kamu cuma perlu bayar 40 ribu rupiah untuk kesalahan tidak memakai helm. Jadi, peduli amat deh sama warna slip. Ikutan sidang aja nggak masalah. Ternyata sidangnya juga nggak lama kok. Akungnya Ais ngurus itu cuma sekitar dua jam saja. Nggak ribet kok ternyata.
Oh ya, gara-gara buat postingan ini, aku jadi tahu kalau di Jakarta sudah ada sistem pembayaran tilang online. Jadi nggak perlu ikut sidang. Cukup datang ke pengadilan setelah tanggal sidang. Praktis banget ya?
Cuma...tetep saja..nggak maulah kalau kena tilang lagi. Deg2annya tetap berasaaaa...
Hahahaha...
Wah mantap tu bs transfer onlen. Cocok buat anak mageran kayak aku wkwkw. Eh tp smga ga kena2 tilang lagi yaaaaa aamiin
BalasHapusWah mantap tu bs transfer onlen. Cocok buat anak mageran kayak aku wkwkw. Eh tp smga ga kena2 tilang lagi yaaaaa aamiin
BalasHapusAaamiin. Nggak mau ah kena tilang lagi, rugi waktu yang jelas...
HapusPaling bener tu memang bayar online saja dengan tarif sesuai ketetapan. Ngapain hakim sekolah tinggi2 ngurusin orang nggak pake helm doang.
BalasHapusBener tuh Mak. Kitanya juga udah kayak penjahat aja jadinya..haha
Hapusya..tapi kebanyakan ogah ikut sidang karena gak ada waktu akhirnya rela ngerogoh kocek lebih...
BalasHapusAwalnya aku pikir bakal bayar lebih mahal kalo nggak 'damai', ternyata tetap lebih baik ikut jalur yg benar, dan kalo bisa jangan ditilang lagi deh..
HapusBanyak petugas yang ngakal. Kalau kita emang ngerasa salah sih baiknya langsung trf aja gak perlu sidang. Biasanya bisa minta surat tilang biru. :D
BalasHapusKalo yang biru kabarnya bayar lebih mahal ya? Kemarin sih sebodo amat sama warna surat tilang sih...
HapusWaduh, aku setuju sama ini. Biar lebih disiplin aja.
BalasHapusBiasanya yang diincer anak sekolahan. :(
BalasHapusKeren. Bisa transfer online juga sekarang. :)
BalasHapuswahhh nice info banget ini. tapi amit amit jangan smapai ketilang deh
BalasHapusAku pernah di tilang mba, 2 kali seumur hidup dan bayar di tempat.. Tapi, sebenarnya nggak mau ngulang lagi, malas berurusan sama polisi, complicated, haha..
BalasHapusJangankan ikut sidang, ada cegatan aja deg-degannya melebihi mau ngemsi. Huwaaaaa
BalasHapusBtw, aku suka bagian ini :
Sontak aku marah-marah. Aku panik, kecewa, bener-bener rasanya nggak karuan.
(Kenapa emak-emak "always selalu" begitu)
Hahahahahaha