Keluarga harmonis (pixabay) |
Keluarga harmonis juga bukan berarti bahagia selalu. Dalam keluarga harmonis yang paling romantis sekalipun, pasti tetap ada luka dan kecewa di dalamnya. Hanya saja, dalam keluarga harmonis, luka dan kecewa itu bukan untuk dibiarkan berlarut-larut, tetapi memaafkan kekecewaan dan membuka lembar baru dengan penuh optimisme.
Keluarga harmonis adalah dambaan setiap keluarga. Hanya saja, jangan pernah mengukur keharmonisan keluarga hanya dari luarnya saja. Kadang kita dengan sok tahu menghakimi suatu keluarga itu harmonis dan keluarga lain tidak harmonis dari kacamata kita sendiri. Lalu, kita disibukkan dengan permasalahan orang (baca:gosip), sehingga tanpa disadari itu membentuk pola pikir kita akan makna harmonis. Oh, yang namanya harmonis itu kalau sama suami pegangan tangan, saling lempar kata sayang di sosmed, liburan ke luar negeri, dan lain-lain. Padahal, hakikat harmonis itu relatif. Definisi harmonis masing-masing keluarga dapat berbeda dan harus diutarakan oleh masing-masing anggota keluarga. Dengan keterbukaan, maka satu sama lain akan paham, oh suamiku sukanya diperlakukan begini, tidak suka diperlakukan begini, kalau lagi ribet urusan kerjaan nggak usah menawarkan bantuan daripada dimarahin, dan lain-lain. Nah, harmonis itu yang seperti itu. Romantis itu yang seperti itu.
Kalau saja semua keluarga mampu mengkomunikasikan kebutuhannya dan direspon dengan baik oleh anggota keluarga lain. Pastilah semua keluarga akan harmonis. Dengan keluarga yang harmonis, maka ketahanan keluarga akan baik.
Justru konflik yg kadang2 bikin makin mesrah dan kemudian saling mengenal satu dgn yg lain
BalasHapushe he iya, mbak, setujuuhh. asal kita bisa dewasa dalam menyikapi konflik itu. :D
HapusHarus saling pengertian dan saling mengalah iu kunci menjaga keharmonisan :)
BalasHapusAku tiap hari ribut, tapi langsung baikan. yang lebih sering ngomel aku sih dan suamiku udah kebal dengan omelanku hihihi
BalasHapus