Semenjak jadi relawan uji glisemik oleh Pak Marsono, aku
ketagihan buat ikut menjadi panelis/probandus penelitian. Soalnya dengan
menjadi probandus nanti sedikit banyak aku jadi paham mekanisme pengujiannya,
minimal teknisnya lah. Kan lumayan buat nambah portofolio. Portofolio sebagai
objek penderita yang bahagia. Haha!
Pengujian itu bernama
Bioavailabilitas Bioekuivalensi Levofloksasin (BABELF)
Sebenarnya uji bioavailabilitas bioekuivalensi levofloksasin
(selanjutnya disingkat uji BABELF) ini adalah ranah orang farmasi. Tetapi
karena probandus untuk uji boleh dari mana saja, makanya aku bisa ikutan. Uji BABELF adalah pengujian kadar obat dan
waktu rilis (kinetika) levofloksasin (sejenis antibiotik quinolone yang relatif
aman) dalam darah pada jangka waktu 24 jam. Levofloksasin yang digunakan
meliputi dua merek. Merek pertama adalah merek obat paten dan merek kedua
adalah merek obat yang akan diujikan ekuivalensi alias kesesuaian kadar dan
waktu rilisnya dibanding merek obat paten tadi. Nah, karena untuk pengujian ini
menggunakan mahluk hidup (manusia), maka disebut uji ‘bio’.
Amankah menjadi probandus
uji BABELF?
Tentu saja aman dong. Karena obat yang diujikan tergolong
obat yang aman. Dosisnya juga sangat rendah. Dalam pengujian hanya diberi satu
tablet seberat 500 mg. Pengujiannya sudah mendapatkan ethical clearance dan
semua teknisi yang terlibat dalam pengambilan sampel sudah tersertifikasi. Tempat uji menggunakan rumah sakit yang sudah
mendapat akreditasi untuk melakukan uji BABE, yaitu RS UGM.
Siapa yang bisa
menjadi probandus uji BABELF?
Yang bisa jadi probandus uji BABELF:
1. Mereka yang tidak
takut jarum suntik
Ini syarat utama, soalnya pengambilan sampel darah menggunakan jarum suntik. Sedikit uji nyali
deh. Karena syarat ini biasanya banyak yang nggak mau jadi probandus. Wong
kalau sakit aja kalau bisa jangan disuntik, lah ini sehat malah minta disuntik.
Tapi karena demi ilmu pengetahuan, aku sih nggak masalah.
2. Nggak takut sama
darah
Ini sama pentingnya sama berani jarum suntik. Soalnya dalam
proses pengambilan darah, kadang darah mengucur deras. Sebenarnya sih kita
tidak perlu melihat darah itu, tetapi kalau tipenya mual lihat darah, sebaiknya
memang nggak usah ikutan, kasian soalnya.
3. Lolos uji screening
Nah, ini tahapan penting untuk bisa menjadi probandus.
Screening menyeluruh dilakukan untuk memastikan kondisi tubuh benar-benar
sehat. Salah satu yang membuatku tertarik menjadi probandus adalah ini.
Itung-itung cek kesehatan gratisan. Kita nanti dapat salinan hasil cek kesehatan kita. Kalau ada indikasi penyakit berbahaya (naudzubilahminzalik), bisa cepat terdeteksi.
4. Meluangkan waktu 2
malam 1 hari
Pengujian memakan waktu 24 jam dengan sebelumnya 10 jam
berpuasa. Untuk memastikan bahwa probandus benar-benar berpuasa 10 jam, jadi
malam sebelum sampling probandus sudah harus masuk ke rumah sakit.
5. Keikhlasan keluarga
Presepsi keluarga kalau kita ikut uji seperti ini bisa
bermacam-macam. Beri pengertian dan yakinkan mereka supaya merestui langkah
menjadi probandus. Ini bukan kayak di film Emergency Room kok, ini benar-benar
biasa saja dan nggak ada drama-dramanya, wehehehe
Teknis proses
penelitian uji BABELF
1. Recuitment calon probandus
Teknis proses penelitian ini diawali dengan recruitment dari
peneliti. Pengujian bisa dilakukan bila sudah terpenuhi jumlah calon
partisipan. Calon partisipan adalah berjumlah lebih banyak 20% dari total probandus
yang akan terpilih nantinya. Jumlah calon partisipan dibatasi, karena pengujian
darah menyeluruh membutuhkan biaya yang tidak murah. Sebelum screening dengan
cek kesehatan, dilakukan pre-screening dengan seleksi BMI atau perbandingan
berat badan dan tinggi badan. Nantinya, hanya yang mempunyai berat badan ideal
lah yang terpilih mengikuti screening.
2. Penjelasan dan
pengisian surat pernyataan yang menyatakan kesediaan untuk menjadi probandus.
Setelah lolos pre-screening, selanjutnya calon probandus
dikumpulkan dan diberi penjelasan oleh peneliti mengenai penelitian ini. Proses
penelitian dan apa saja yang akan dilakukan probandus selama penelitian
dibeberkan pada acara penjelasan ini. Sedetail-detailnya teknis yang akan
dilakukan pada penelitian dapat ditanyakan calon probandus. Bila ternyata calon
probandus merasa berkeberatan dengan prosedur penelitian, maka calon probandus
bisa langsung mengundurkan diri. Apabila ternyata masih mengehendaki lanjut,
maka setelah mengisi surat pernyataan lengkap dengan tanda tangan, selanjutnya
calon probandus akan mendapatkan pengantar untuk cek kesehatan.
3. Screening kesehatan
Tahap selanjutnya adalah screening kesehatan. Screening dilakukan sesuai standar rumah
sakit. Calon probandus dimasukkan sebagai pasien RSGM kemudian dilakukan cek
kesehatan meliputi berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan denyut nadi,
sebagai standar pemeriksaan kesehatan secara umum. Selanjutnya dilakukan tes
EKG untuk mengecek fungsi jantung. Sebelum pulang, kami diminta untuk
menyerahkan sampel urin dan diambil darahnya. Screening kesehatan memakan waktu
sekitar 1 minggu. Hasil uji paling sehari jadi, tapi yang lama memutuskan probandus
yang lolos, hehe
4. Waktunya sampling!
Setelah dinyatakan lolos screening kesehatan, selanjutnya
calon probandus resmi menjadi probandus dan siap untuk mengikuti seluruh
rangkaian penelitian yang terdiri dari dua weekend berturut-turut.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, bahwa bioekuivalensi
adalah membandingkan kemampuan rilis di dalam darah pada obat baru dibandingkan
dengan obat paten. Jadi tahapan penelitiannya adalah mengambil data kinetika
rilis obat baru pada minggu pertama dan kinetika rilis obat paten pada minggu
kedua. Jeda waktu seminggu dilakukan untuk memastikan bahwa residu obat pada
minggu pertama benar-benar sudah habis.
Sekilas tentang pengujian uji bioavailabilitas dan bioekuivalensi. Selanjutnya tentang pengalaman menjadi probandus dan staycation
di rumah sakit. Stay tune!
ada efeknya ga mba? sama badan, misalnya. aku baru tahu kalau ada uji2 begini, hehe.
BalasHapusSeru dan menegangka sepertinya. Berarti buat ikut uji itu harus benar-benar sehat, ya?
BalasHapus"Portofolio sebagai objek penderita" haha bisa-bisanya
BalasHapusKalau aku lolos screening enggak ya kira2 ? Ada batasan usia ?
BalasHapusMb Ila Rizky. Nggak sih, obatnya luruh maksimal dalam 24 jam kok
BalasHapusMb Anisa. Seru, hehe
Azzam. Gitu deh, hihi
Pak Bowo. Bisa aja Pak, kan masih usia produktif. hehe
nice share gan ,makasi info nya
BalasHapusWih seruuuuu :D
BalasHapusMenyimak runutan prosesnya dr awal rekruitmen, sptnya cukup lama juga ya mbak. Kalau mau ikutan, perlu beberapa kali escape saat jam kerja ya?
BalasHapusTertarik dgn general checknya, jd kalau sebatas ambil sampel darah, InsyaAllah aku bisa 'mengabaikan' parno. Tapi kalau beberapa kali skip saat jam kerja ini yg bikin baper utk ikut daftar.