Kalau ke Jogja, dan mampir di sekitaran McD, Raminten, atau Mirota di sekitaran Kotabaru, pasti ngelewatin museum ini. Lokasinya 'tusuk sate' sih, jadi memang kalau mata nggak awas bisa nggak kelihatan ni museum. Padahal museumnya gede dan lumayan luas. Itulah Museum Sandi.
Menempati gedung eks kantor Kementrian Luar Negeri, Museum Sandi memiliki koleksi di dua lantai gedung dan juga dilengkapi dengan perpustakaan di bangunan berbeda. Aku dan Ais kesana di hari Sabtu yang berarti museum akan tutup lebih cepat, pada pukul 12 siang. Saat ke museum waktu sudah menunjukkan pukul 10. Seharusnya waktunya cukup, tetapi ternyata sepertinya waktunya kurang deh. Rupanya Ais betah di spot perpustakaan Museum Sandi. Koleksi buku anak-anaknya lumayan, ada ensiklopedi yang menarik perhatian Ais dan dibaca Ais sampai habis!(eh bukan dibaca ding, tetapi di'intepretasi' isinya karena Ais belum bisa baca, hihi).
Oke, jadi begini nih awal 'petualangan' kami di Museum Sandi.
Museum didesain seperti 'game', awalnya kita akan diminta untuk mengisikan data secara online di layar mobitor di sebelah resepsionis. Tampilannya persis kayak mau memulai game petualangan loh. Hehe. Terus nanti mas resepsionisnya memberi gulungan kertas yang nanti diisi kesan dan pesan setelah ke Museum Sandi ini.
Petualangan diawali dengan menonton video tentang sejarah persandian di Indonesia. Sayangnya Ais nggak begitu tertarik sehingga nggak lama-lama nontonnya. Kita langsung ke tempat berikutnya.
Di tempat berikutnya ada contoh sandi saat zaman perang. Sandi tersebut dituliskan di tas, sehingga tidak mencolok perhatian musuh. Ada juga diorama yang cukup besar sehingga lumayan menakutkan bagi Ais. Sampai di bagian ini, Ais masih belum menikmati Museum Sandi.
Tas kode |
Museum Sandi dibangun atas prakarsa bersama antara Kepala Lembaga Sandi Negara RI, Mayjen TNI Nachrowi Ramli dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2006 dan diresmikan pada tanggal 29 Juli 2008. Keberadaan Museum Sandi membuat aku jadi melek informasi mengenai persandian di Indonesia. Tetapi sejujurnya belum terlalu melek juga sih, soalnya Ais udah ribut minta pulang karena koleksi museum ini masih belum cukup menarik buatnya.
Selesai menjelajahi lantai satu dari museum ini, selanjutnya menuju lantai dua. Di lantai dua, koleksi museum disajikan lebih atraktif dan cocok untuk media pembelajaran anak. Saran sih, kalau bawa anak ke museum ini, baiknya nggak usah terlalu lama di lantai satu, langsung ke lantai dua malah lebih seru buat anak-anak. Ada ruangan multimedia yang berisikan banyak komputer yang menyajikan game tentang sandi. Seru deh! Tetapi sebaiknya anak sudah tahu huruf ya untuk main game di komputer ini, soalnya sandi-sandinya berkaitan dengan huruf dan angka.
Bermain Multimedia di Museum Sandi |
Cardan Grille, sandi yang tersembunyi di balik artikel koran/tulisan |
Skytale Greek. Sandi di balik lilitan kertas |
Akhirnya setelah melewati ruangan dr. Roebiono Kertopati, Bapak Sandi Indonesia, kami lalu turun ke tangga dan mendapati kalau fasilitas di Museum Sandi ini lengkap punya, ada mushola dan guest housenya loh. Bisa asyik bersantai di gazebo yang disediakan juga. Nah, setelah puas bersantai di gazebo ini kemudian kami menuju ke perpustakaannya.
Bersantai di Perpustakaan Museum Sandi |
Time to back home. Parkirannya lumayan luas kan? |
Jl. Faridan M. Noto No. 21, Kotabaru, 55224
Telepon: (0274) 556921
Jam Buka: Senin-Jumat jam 08.30-15.00, Sabtu-Minggu: 09.0-12.00
baru tau akuu
BalasHapusasik banget itu museumnya. Tapi kalau weekend kok cuma sebentar banget bukanya, ya
BalasHapusDulu pas acara sepeda ada acara di sini. Cuma aku nggak ikut, kayaknya bisa aku coba kalau ada teman main ke Jogja :-D
BalasHapusBaru tauuu...
BalasHapusDeket ya ternyata. Pengin nyoba ke sana ahh...