Satu rezeki yang paling aku syukuri sampai detik ini adalah, aku selalu dimudahkan Allah dalam masalah hubungan antar manusia. Aku nyaris (rasanya) nggak pernah memiliki masalah berlarut-larut dengan teman atau saudara. Kalau nggak senang atau nggak setuju dengan sesuatu ya aku langsung frontal dan blak-blakan saja. Nggak ada inggah inggih ala Jawa pokoknya. Sampai kadang ditegur sama orang tua karena sikapku ini dinilai kurang sopan. Tapi ternyata positifnya aku jadi nggak pernah punya masalah berlarut-larut. Kalau meminjam istilah ayahnya Ais. Aku ini manusia yang bebas alias FREE (seperti singkatan nama anak kami).
Dengan pembawaanku yang apa adanya ini menjadikanku nyaman dengan banyak orang. Kalau seluruh teman FB bisa kusebut sahabat, mungkin akan kusebut sahabat. Karena ya memang making friendship is fun! Kalau dulu zaman sekolah banyak anak cewek yang ngegank, aku sendiri nyaman berteman dengan siapa saja, malah mungkin terkesan soliter karena temennya ganti-ganti. Hehe.
Tetapi, seiring waktu, ternyata tidak semua orang bisa seterusnya dekat denganku. Seiring waktu, ada saja teman yang hilang kontak atau sekedar tidak sedekat dulu lagi. Ini yang kusebut seleksi pertemanan. Karena kita bisa saja membuka diri dengan banyak orang, tetapi tidak semua ternyata bisa cocok dan klik dengan kita. Kadang ada yang cocok, tetapi harus terpisah jarak dan waktu*kayak lagu aja.
Awalnya aku sempat merasa sedih saat harus menjauh dari seorang teman yang sempat dekat. Kadang merasa failed banget saat momen berharga teman yang aku kelewatan. Tapi ya ternyata itu yang namanya pilihan. Saat memang kita ingin bisa dekat dengan semua orang, tetapi kita hanya bisa nyaman dan menjangkau beberapa orang saja, ya sudah, jaga saja pertemananan dengan mereka yang di depan kita, mereka yang kita pun nyaman bersamanya. Yang penting mereka yang sudah tak lagi dekat dengan kita itu sadar, bahwa kita menjauh bukan karena masalah, tetapi karena keadaan. Banyak sih beberapa teman sekolah, kuliah, maupun teman kerja dulu yang tidak lagi kontak denganku, tetapi kadang aku memikirkan mereka. Sayangnya hanya sebatas memikirkan dan kadang mendoakan saja, dan tidak sampai menghubungi mereka. Biar pun zaman sudah canggih dan diantara mereka aku punya akun sosmed atau pun kontaknya, tetapi jarang sekali aku sampai menghubungi mereka. Sok sibuk? Mungkin iya. Tapi aku yakin mereka juga pasti sibuk.
Kalau sudah begini aku jadi teringat nasehat salah satu kakak angkatan kuliah. Beliau bilang sebaiknya doakan teman-temanmu. Walau kadang lisan dan tulisan tidak menyapa, tetapi minimal sapalah mereka dalam doamu. Aah..semoga dirimu selalu mengingatku Mbak, jadinya didoain Mbak terus deh. Hehe.
Teruntuk semua teman, sahabat, kerabat yang membaca postingan ini. Seleksi pertemanan memang terjadi. Diantara ribuan teman di facebook tentu tidak semua bisa terpantau satu persatu. Algoritma facebook hanya akan menampilkan update teman-teman yang sering berinteraksi denganku di FB, sebagian besar yang tidak aktif sosmed jelas updateannya tidak bisa terpantau kalau nggak kepo secara khusus. Di dunia nyata tentu saja berlaku hal demikian. Terkadang ingatan ini seringkali terlupa dengan mereka yang tidak pernah berinteraksi, terkadang ada yang sebenarnya bertemu terus tetapi sedang sibuk dengan urusan masing-masing sehingga tidak bisa dekat. Itulah seleksi. Suka atau nggak tetapi inilah kenyataannya.
Kadang suka greget kalau ada yang nanya 'Kamu kok udah nggak dekat lagi sama dia? Ada masalah ya?"
Hmm, tidak dekat lagi dengan seorang teman nggak selalu karena ada masalah. Perbedaan minat dan kesibukan bisa saja merubah pertemanan yang awalnya kemana-mana bersama, menjadi terpaksa berjalan sendiri. Tapi kadang pikiran negatif dan prasangka dari orang sekitar yang justru menggiring opini yang salah. Akhirnya yang nggak ada apa-apa malah jadi masalah. Kalo dianalogikan sih kayak perceraian artis, yang awalnya mereka renggang semata karena kesibukan, karena gosip akhirnya malah beneran pisah deh *wealah sampai bahas perceraian artis, padahal lagi ngomongin pertemanan..haha!
Jadi, walau kadang suka nggak enak karena nggak lagi dekat dengan si A, udah nggak lagi kerjasama dengan si B, aku sekarang mencoba woles aja. Kadang sih perasaan dan prasangka kita sendiri yang bikin sesuatu yang bukan masalah menjadi drama. Nanti kalau dia mikir aku jahat gimana? Nanti kalau teman-temannya terus memusuhiku gimana? Yah, gitu deh wanita, apa pun bisa jadi drama berseri.
Sekali lagi, teruntuk seluruh yang mengenalku dan masih menganggapku 'teman'. Terima kasih atas pertemanan ini. Mohon maaf bila belum menjadi teman yang baik. Percayalah bahwa masing-masing kalian memberi warna sendiri di hidupku. Semoga kamu pun merasa demikian.
*tulisan dibuat gara-gara kecewa sama diri sendiri bisa kelewatan berbagai peristiwa penting teman. Ya aku memang kudet, tapi lebih baik kudet daripada nggak care sama sekali kan?
Yang pasti, saya juga tidak bisa menyenangkan semua orang dan memuaskan semua teman, xixixixi.. Pertemanan itu unik dan hanya orang yang berteman bisa ngrasain kliknya..
BalasHapusWeis, postingan super mak Dib. Saya kadang ngepoin temen lama di sosmednya, ya walo ngga bertegur sapa paling enggak tau keadaan dia saat ini.
BalasHapusCiee..duo prima komen..seringnya aku ya cuma kayak Mak Prim. Kepo2 doang. Wkwkwk..
BalasHapuspernah punya temen deket, gara-gara ada masalah dikit, jdi canggung sekarang, padahal kita udah sempet minta maaf, tapi tetep jadi canggung aja, gak sedeket dulu lagi
BalasHapusHohoho, sama sih. Aku juga gitu. Woles aja.
BalasHapusaku cenderung susah berteman, hehe
BalasHapusberarti kebalikan sama kamu
Entah ya, aku udah gak mikirin pertemanan. Makin tuwek urusan makin banyak. Yang mau deket ayo, nggak mau deket ya nggak masalah. Tapi ya itulah seperti yg kamu bilang diatas. Di socmed itu sadis, kalau kelihatan jalan dengan seseorang dianggepnya kita pasti setuju dg semua tindakannya & pasti berseberangan dg kelompok lain. Orang mudah bgt menilai, padahal akunya santai aja & gak peduli wkwkwk
BalasHapusMakasih kak artikel nya, aku suka ^^
BalasHapus