Berawal dari email di awal tahun 2016. Sebuah agensi menawarkan sampel Morinaga Chil-Go! untuk dibagi-bagikan ke kerabat atau sahabat. Total sampel yang diberikan dua kali lebih banyak dibanding sebelumnya. Tapi nanti diminta untuk membuat artikel lagi. Awalnya sih aku sudah mau menolak. Soalnya mau dibagi-bagi kemana coba? Sekarang om kecilnya Ais juga sudah pindah rumah. Makanya email tersebut cukup lama tidak kurespon. Antara mau menolak, tapi kok menolak rezeki. Tapi kalau diambil aku juga khawatir tidak amanah.
Nah, peristiwa di tanggal 12 Januari kemudian menyadarkanku untuk menerima tawaran tersebut. Jadi, tepat di hari aku seminar kemajuan tesis itu, sekolah Ais sedang mengadakan Hari Gizi. Istilahnya begitu, tapi sebenarnya itu adalah program sekolah unuk membagikan makanan kepada anak-anak. Kan biasa di TK-TK begitu. Ada anggaran buat pengadaan snack bergizi anak tiap dua minggu sekali itu. Tapi yang mengganjal di pikiranku adalah, anak-anak TK ini hampir nggak pernah ada pembagian susu karena memang anggarannya nggak cukup kalau buat beli susu UHT. Langsung deh kepikiran sama email tawaran pembagian susu yang ngedon lebih dari seminggu di inbox. Akhirnya Bismillah untuk menerima tawaran tersebut.
Makanan untuk Hari Gizi, sebaiknya perlu tambahan susu UHT |
Salah satu yang meyakinkanku untuk menerima tawaran tersebut adalah karena aku sendiri sudah membuktikan keunggulan Morinaga Chil-go! sebelumnya. Dengan mengkonsumsi Morinaga Chil-Go! Ais menjadi lebih sehat dan aktif. Daripada dia jajan minuman sembarangan kan mending dia ngemil minum Morinaga Chil-Go!. Kandungan nutrisi yang terkandung di dalamnya membuat Morinaga Chil-Go! tidak sekedar susu UHT biasa. Morinaga Chil-Go! adalah produk keluaran dari Kalbe Nutritional yang memang sudah terkenal sebagai produsen makanan dan minuman bergizi. jadi, kualitas dan nutrisi yang terkandung Morinaga Chil-Go! nggak perlu diragukan lagi deh!
Sampel datang!
Minggu demi minggu berlalu dan sampel susu datang di awal bulan Februari. Semula aku pikir nggak jadi karena sempat off contact dengan agensi yang bersangkutan. Terus akunya juga (sok) sibuk mengerjakan tesis. Kaget plus bersyukur juga melihat sampel susu sudah datang dan siap dibagikan. Saat itu mulai memutar otak buat membagi-bagikan susunya. Soalnya aku juga nggak mau dong asal membagi-bagikan saja.
Oke, planning pertama adalah membagi-bagikan susu secara rutin satu botol di setiap minggu. Tapi kalau kayak gini nanti kapan habisnya susunya? Padahal artikel tentang ini juga dikejar deadline, hehe.
Planning kedua. Membagi-bagikan susu rutin 1 botol setiap hari selama seminggu. Terus ada semacam riset kecil-kecilan pasca rutin minum susu. Tapi cara ini kembali aku skip, soalnya waktu seminggu mana cukup buat 'riset'. Lagian kepedean banget, orang bukan anak gizi juga. Haha!
Planning ketiga. Yaitu membagikan ketiga rasa susu ke setiap anak di sekolah Ais kemudian mereka disuruh memilih rasa susu yang paling mereka sukai. Kayaknya cara ini paling memungkinkan dilakukan deh. Mengingat hanya butuh satu hari untuk pembagiannya. Tapi semoga saja gurunya mau memfasilitasiku. Soalnya ngeri juga kalau dikira jadi ajang promosi susu ilegal. Padahal maksudnya ya cuma bagi-bagi susu sehat saja.
Persiapan sebelum acara.
Demi mulusnya acara pembagian susu, aku kemudian menyiapkan kuisioner untuk diisi secara sukarela oleh anak-anak. Kuisioner tersebut kemudian aku perlihatkan kepada gurunya Ais di sekolah. Kecemasan takut kalau dianggap promosi susu ilegal malah menghantuiku. Tapi aku luruskan tekad. In sya Allah kalau niat baik kan akan berakhir dengan baik juga.
Belum sampai aku menghadap gurunya Ais, tiba-tiba aku dikejutkan dengan sampel yang nggak ada sedotannya. Waduh, nggak jadi praktis dong minumnya kalau nggak ada sedotan? Soalnya membuka aluminium foil yang melekat di botol cukup susah. Paling bisa diakali dengan menuangkan ke gelas. Tapi malah jadi repot kalau harus bawa-bawa gelas juga. Langsung deh aku tanya agensi perihal sedotan yang raib ini. Teman blogger lain soalnya dapat sedotannya. Haduh. Memang aku sedang tidak beruntung., stok sedotan tidak ada dan aku harus cari sedotan sendiri.
Nggak boleh habis akal, aku coba mencari sedotan di luaran. Kebetulan di kantin kampusku ada mbak penjual aneka minuman kemasan. Aku iseng tanya kalau mau beli sedotan yang dibungkus plastik gitu dimana? Alhamdulillah mbaknya kemudian malah memberiku sedotan gratis dengan jumlah lumayan banyak, jadi aku tetap bisa bagi-bagi ke sekolah Ais.
Tapi ternyata aku belum bisa bernafas lega. Sedotan yang dikasih mbak di kantin ternyata terlalu pendek untuk botol Morinaga Chil-Go! yang akan dibagikan. Waduh, galau kembali melanda *cie. Tapi namanya niat berbagi nggak boleh luntur dong hanya karena hal kecil seperti ini. Ya sudah, pakai saja sedotan yang ada.
Sedotan yang ada kependekan! |
Urusan sedotan aku kesampingkan dulu. Kali ini aku mencoba bertemu dengan gurunya Ais dan mengutarakan maksudku untuk mengadakan pembagian susu. Tak lupa aku tunjukkan print out angket kecil-kecilan versiku sendiri. Mudah-mudahan niatku untuk berbagi susu ditanggapi positif oleh pihak sekolah.
Kubulatkan tekad pagi ini untuk mengutarakan maksudku membagi-bagikan susu Morinaga Chil-Go!. Seperti yang sempat kutakutkan, sekolah menganggap ini bentuk promo yang harus dipertimbangkan boleh atau tidaknya diadakan. Rencana kegiatan berbagi susu Morinaga Chil-Go! sempat dikhawatirkan akan membawa pengaruh negatif bagi anak. Aku baru ketemu ke salah satu pengurus sekolah, dan bukan gurunya sih. Sikap beliau bisa dimaklumi mengingat promosi dan pemasaran saat ini sangat masif. Tapi sekali lagi aku menegaskan bahwa yang akan aku lakukan nanti murni berbagi. Nggak ada niat promosi atau membujuk para orang tua untuk mengkonsumsi rutin susu ini. Hanya berbagi dan pengenalan produk. Itu saja. Aku juga sampaikan kalau memang tidak boleh membagi-bagikan angket untuk diisi, ya sudah nanti susu akan saya bagikan begitu saja tanpa introduksi dan embel-embel macem-macem. Anggap saja Ibunya Ais lagi dapet rezeki terus bagi-bagi susu. Gitu aja.
Nah, rencananya aku mau bicara langsung dengan Kepala Sekolahnya dan apa pun keputusannya, minggu depan aku sudah harus selesai membagi-bagikan susu tersebut. Karena niat awal aku menyetujui ikut serta dalam program ini adalah untuk memberikan nutrisi tambahan bagi anak-anak di TK Ais. Mumpung ada yang mensponsori, kenapa nggak dimanfaatkan. Gitu kan? Hehe..
Simak ending dari cerita ini di bagian kedua.
Persiapan promosi sama teman-teman nih. |
aku juga ikut dapet sampel chilgo, di sampel sebelumnya anakku juga suka. Hi iya ya, hari perbaikan gizi dadakan..
BalasHapusIya, soalnya nggak terjadwal ini...
BalasHapusEnak ya bisa berbagi sama teman teman Ais
BalasHapusrezeki dadakan buat temen temen sekolah ais hehehe
BalasHapushehe.. kegiatan yang seperti ini ni yang seharusnya dilestarikan hehe
BalasHapustahu kress
sedotan oh sedotan ..hehehe..
BalasHapusAku juga pakai sedotan air mineral
sedotan oh sedotan ..hehehe..
BalasHapusAku juga pakai sedotan air mineral
Waah kreatif banget ya idenya sampai bikin kuisioner segala
BalasHapus