Lukisan gerabah hasil karya Ais |
Setelah Selasa kemarin Ais pentas drumband. Rabu ini Ais bersama teman-teman sekolahnya kunjungan ke Taman Pintar. Disana Ais dan teman-teman belajar mewarnai gerabah dan belajar bentuk dengan lempung. Ais berangkat sekolah seperti biasa dan pulangnya lebih siang karena berangkatnya yang telat plus perjalanan yang agak macet.
Acara hari ini sekaligus untuk melatih kemandirian anak-anak. Jadi orang tua tidak perlu antar jemput. Tapi masih ada dua murid yang ditemani neneknya, mungkin neneknya yang terlalu mengkhawatirkan si cucu. Padahal kalau menurutku sih, semua anak pasti bisa mandiri asalkan diberi kesempatan untuk mandiri. Alhamdulillah Ais sendiri sudah nyaman sekali sama Bu Nur, guru kelasnya dan Alvin, teman sekelasnya. Kalau berangkat sekolah aja selalu semangat dan langsung masuk kelas, nggak pernah pakai drama merengek dan merajuk nggak mau sekolah. Jadi, kalau memang harus acara sekolah tanpa ditemani ibunya sih Ais biasa saja.
Jadwal pulang sekolah hari ini dijadwalkan pukul 11 siang. Tetapi karena di perjalanan macet, maka Ais dan teman-temannya baru sampai sekitar pukul 11.30. Lumayan deh kalau waktu 30 menit itu dimanfaatkan untuk mengaji via adzan times. Aku sampai ditelpon yang momong Ais, dikira Ais nggak jadi dititipkan ke rumahnya.
Sesampainya di sekolah, Ais semangat cerita pengalamannya melukis gerabah dan bermain lempung. Bajunya belepotan coklat bekas lempung. Langsung mikir gimana nanti mencuci bajunya ya? Ah, tetapi melihat anak pulang sekolah dengan penuh ceria, rasanya nggak pas kalau aku malah mengkhawatirkan kotoran di baju. Ais bercerita kalau senang bisa naik mobil sama teman-temannya. Katanya Ais semobil sama Gesa, Dhea, Mesa - diabsen satu-satu nama temannya-. Perjalanan anak-anak TK ini pasti menyenangkan walau macet menghadang, hehe.
Jadwal pulang sekolah hari ini dijadwalkan pukul 11 siang. Tetapi karena di perjalanan macet, maka Ais dan teman-temannya baru sampai sekitar pukul 11.30. Lumayan deh kalau waktu 30 menit itu dimanfaatkan untuk mengaji via adzan times. Aku sampai ditelpon yang momong Ais, dikira Ais nggak jadi dititipkan ke rumahnya.
Sesampainya di sekolah, Ais semangat cerita pengalamannya melukis gerabah dan bermain lempung. Bajunya belepotan coklat bekas lempung. Langsung mikir gimana nanti mencuci bajunya ya? Ah, tetapi melihat anak pulang sekolah dengan penuh ceria, rasanya nggak pas kalau aku malah mengkhawatirkan kotoran di baju. Ais bercerita kalau senang bisa naik mobil sama teman-temannya. Katanya Ais semobil sama Gesa, Dhea, Mesa - diabsen satu-satu nama temannya-. Perjalanan anak-anak TK ini pasti menyenangkan walau macet menghadang, hehe.
Celengan gerabah teman main Ais
Gerabahnya dibawa kemana-mana
|
Seperti kebiasaan Ais, kalau ada mainan baru pasti dibawa kemana-mana. Begitu juga sama celengan gerabah yang tadi pagi dilukisnya. Celengan gerabah itu dibawanya kemana-mana, dibawa bermain-main dengan mainannya yang lain, dan saat tidur juga ditemani celengan gerabah.
Dipajang bersama mainan helikopter favoritnya. |
Celengan gerabah melatih Ais untuk menabung
Menabung di celengan gerabah. |
Semenjak punya celengan gerabah, Ais jadi suka memasukkan uang receh yang ia temui di rumah. Katanya biar celengannya rame, wehehehehe. Eits, tapi ada yang aneh deh di tempat koin di atas. Ada sebentuk bulat bolong tengahnya (emang donat?). Yes itu cincin pernikahanku! Waduh, jangan-jangan mau ditabung juga nih sama Ais? Wah, bisa gawat kalau cincinku masuk ke celengan. Untung lubang celengannya kecil, jadi cincin pernikahannya nggak bisa masuk. Sedih amat kalau cincin pernikahan harus masuk ke celengan, mana nggak boleh dipecahin lagi celengannya, huhu.
Yess, cincin pernikahanku masih aman! |
Kebiasaanku memang suka melepas cincin pernikahan saat harus mengulek bumbu atau sambal di dapur. Cincin pernikahan juga suka aku lepas kalau mau membuat adonan kue yang perlu diuleni seperti adonan donat. Kejadian cincin pernikahan mau 'dicelengi' Ais membuatku harus lebih berhati-hati kalau mau melepas cincin. Harus dipastikan cincinnya diletakkan di tempat yang aman. Karena cincin pernikahan itu lebih berharga dari nominal rupiahnya. Terlebih untuk pasangan long distance marriage (LDM) sepertiku ini.
Simak cerita seru Ais dan keluarga EDibaFREE(Edi-Diba-Faris) di label Diary
Simak pula cerita seputar parenting di label Housewife's.
Hihihihi, kebayang kl cincinnya masuk ke celengan, heboh antara dipecah atau tidak,wkwkwkwkkwkwk
BalasHapusLukisan celengannya lucu, ya? :D
BalasHapusAku lho gak punya cincin nikah -,-
kangen taman pintar jadinya..
BalasHapusPecahkan mbak! pecahkan kalau masuk ke celengan. Hihi.
BalasHapusha, ha cara unik menyelamatkan cincin
BalasHapusaih lucunya itu celengan hehehe
BalasHapussyukurlah cincinna selamat hihi, met nabung a mas ais...
BalasHapusAis, nabungnya minta yg merah-merah biar cepat banyak ya, Le
BalasHapusHampiiiir Ais nabung cincin :D
BalasHapuscincin nya masuk celengan emaknya bisa kelabakan.hihi
BalasHapusHahaha untung yaaa ketahuan. Kalau enggak si emak bisa mewek bombay ala Indiahe
BalasHapushaha, pasti ribut sama anak kalau harus mecahkan celengan...
BalasHapus