Hari Sabtu ini kami sekeluarga berangkat ke Banjarnegara buat acara pernikahan saudara kami. Lokasi pernikahannya Alhamdulillah jauh dari lokasi bencana.
Kami berangkat dari Jogja. Beberapa famili ada yang bertolak dari Jakarta, Kalimantan, dan Semarang. Yang jelas, walaupun saudara kami yang menikah ini lelaki, nggak ada alasan kami nggak meramaikan acara pernikahan ini.
Kami sangat bersemangat mendatangi lokasi resepsi. Dari meeting point di Wonosobo, kami konvoi ke Banjarnegara dengan tiga mobil. Saking semangatnya kami datang resepsi jam 9 pagi, padahal di undangan jam 11. Tapi yo gak papa lah, jadi ikut prosesi nikahan adat Jawa. Itu lo yang mempelai wanita basuh kaki mempelai pria.
Sepanjang acara boleh dibilang keluarga kami menelan banyak kekecewaan, pertama ketidakleluasaan mengambil gambar, EO acara arogan sekali melarang kami mengambil gambar dari dekat, seolah-olah yang berhak mengambil gambar eksklusif cuma mereka.
Kekecewaan kedua adalah tidak adanya sajian untuk keluarga/besan yang sudah datang duluan. Mending ya kalau makanan belum siap, kami bisa maklum karena acara resmi memang jam 11. Tapi yang bikin bete adalah, makanan sudah siap semua tapi kami dilarang mengambil makanan itu! Woo...udah berasa makanannya paling enak aja ya?
Kekecewaan ketiga adalah insiden pengusiran kami dari ruang VIP! Ternyata ruang VIP tidak diperuntukkan untuk kami, melainkan buat pejabat-pejabat. Cih! Tega banget kami dinomor duakan? Sebagai pihak keluarga kami merasa berhak di ruang VIP juga, tamu jauh lo... Keluarga besar pula. Apalagi pintu ruang VIP terbuka lebar. Sebelum jam 11 kami bisa bebas di ruangan itu, tidak ada yang melarang. Beberapa yang kelaparan terpaksa mengambil makanan yang masih dibungkus, tanda belum boleh diambil. Tapi mau gimana lagi? Kami sudah perjalanan jauh, masa cuma suruh lihat makanan dipajang doang? Setelah makanan boleh diambil, eh kami kemudian diusir! Miris banget nggak sih?
Padahal acaranya di hotel mewah dengan Event Organizer yang tarifnya mulai 7 juta! Ah, EO apaan tuh, udah tarifnya mahal tapi nggak bisa memuliakan tamu!
Jadi buat kamu yang mau nyiapin nikahan, entah pernikahanmu, saudaramu, temanmu, atau kamu sendiri seorang Event Organizer, plis! Perhatikanlah kepuasan tamu. Apalagi tamu dari keluarga jauh. Percuma deh kalian bikin acara pernikahan yang cetar badai, makanan mewah, gedung mewah, segalanya eksklusif, tapi perut dan hati para tamu dikecewakan! Karena itulah yang dirasakan keluarga kami hari ini.
Entah apa yang ada dipikiran penyelenggara acaranya, aku yakin keluarga mempelai wanita pasti juga tidak ingin hal ini terjadi.
Sebenarnya aku gatel banget pengen publish si event organizernya, biar ga laku tuh EO. Tapi ngapain lah aku begitu, sama aja mematikan pasarannya, belum kalau entar dituntut. Haha. Biar intropeksi sendiri mereka, soalnya banyak yang komplain.
Yang jelas semoga kejadian yang menimpa keluarga kami hari ini bisa jadi pelajaran kita semua, bahwa:
1. Fleksibel dalam menetapkan aturan. Jangan SOP membuat kita tak punya hati. Udah tahu tamu banyak datang, eh makanan yang disajikan dilarang dimakan. Semua tamu kelaparan itu suruh nunggu sampai acara dimulai sesuai yang tertera di undangan.
Bayangkan kami datang jam 9 dan baru diperbolehkan makan jam 11. Yag bener aje? Peraturan dari mana tuh? Nggak punya hati tuh yang buat SOP kayak gitu.
2. Hargai semua tamu, atau paling aman nggak usah ada ruang VIP! Sumpah tadi kami terkejut dengan insiden pengusiran kami. Kami pikir kami berhak di ruangan itu, karena biasanya di setiap acara pernikahan, keluarga besan biasanya disediakan tempat khusus dan dihormati. Kalau yang terjadi hari ini, sudah nggak boleh makan, diusir pula dari ruang VIP.
3. Jangan sepenuhnya menyerahkan pada EO. Sebagai penyelenggara acara, pihak mempelai wanita hendaknya memastikan bahwa EO tidak 'semena-mena' kepada keluarga, baik keluarganya sendiri maupun keluarga besan. Yang terjadi tadi, selain keluarga kami(besan), keluarga mempelai wanita juga mengalami perlakuan pengusiran.
Sekian uneg-uneg saya. Semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Terkadang tradisi 'piring terbang' malah lebih baik daripada pernikahan mewah di gedung yang malah kehilangan 'ruh' kekeluargaannya seperti ini.
Kami berangkat dari Jogja. Beberapa famili ada yang bertolak dari Jakarta, Kalimantan, dan Semarang. Yang jelas, walaupun saudara kami yang menikah ini lelaki, nggak ada alasan kami nggak meramaikan acara pernikahan ini.
Kami sangat bersemangat mendatangi lokasi resepsi. Dari meeting point di Wonosobo, kami konvoi ke Banjarnegara dengan tiga mobil. Saking semangatnya kami datang resepsi jam 9 pagi, padahal di undangan jam 11. Tapi yo gak papa lah, jadi ikut prosesi nikahan adat Jawa. Itu lo yang mempelai wanita basuh kaki mempelai pria.
Sepanjang acara boleh dibilang keluarga kami menelan banyak kekecewaan, pertama ketidakleluasaan mengambil gambar, EO acara arogan sekali melarang kami mengambil gambar dari dekat, seolah-olah yang berhak mengambil gambar eksklusif cuma mereka.
Kekecewaan kedua adalah tidak adanya sajian untuk keluarga/besan yang sudah datang duluan. Mending ya kalau makanan belum siap, kami bisa maklum karena acara resmi memang jam 11. Tapi yang bikin bete adalah, makanan sudah siap semua tapi kami dilarang mengambil makanan itu! Woo...udah berasa makanannya paling enak aja ya?
Kekecewaan ketiga adalah insiden pengusiran kami dari ruang VIP! Ternyata ruang VIP tidak diperuntukkan untuk kami, melainkan buat pejabat-pejabat. Cih! Tega banget kami dinomor duakan? Sebagai pihak keluarga kami merasa berhak di ruang VIP juga, tamu jauh lo... Keluarga besar pula. Apalagi pintu ruang VIP terbuka lebar. Sebelum jam 11 kami bisa bebas di ruangan itu, tidak ada yang melarang. Beberapa yang kelaparan terpaksa mengambil makanan yang masih dibungkus, tanda belum boleh diambil. Tapi mau gimana lagi? Kami sudah perjalanan jauh, masa cuma suruh lihat makanan dipajang doang? Setelah makanan boleh diambil, eh kami kemudian diusir! Miris banget nggak sih?
Padahal acaranya di hotel mewah dengan Event Organizer yang tarifnya mulai 7 juta! Ah, EO apaan tuh, udah tarifnya mahal tapi nggak bisa memuliakan tamu!
Jadi buat kamu yang mau nyiapin nikahan, entah pernikahanmu, saudaramu, temanmu, atau kamu sendiri seorang Event Organizer, plis! Perhatikanlah kepuasan tamu. Apalagi tamu dari keluarga jauh. Percuma deh kalian bikin acara pernikahan yang cetar badai, makanan mewah, gedung mewah, segalanya eksklusif, tapi perut dan hati para tamu dikecewakan! Karena itulah yang dirasakan keluarga kami hari ini.
Entah apa yang ada dipikiran penyelenggara acaranya, aku yakin keluarga mempelai wanita pasti juga tidak ingin hal ini terjadi.
Sebenarnya aku gatel banget pengen publish si event organizernya, biar ga laku tuh EO. Tapi ngapain lah aku begitu, sama aja mematikan pasarannya, belum kalau entar dituntut. Haha. Biar intropeksi sendiri mereka, soalnya banyak yang komplain.
Yang jelas semoga kejadian yang menimpa keluarga kami hari ini bisa jadi pelajaran kita semua, bahwa:
1. Fleksibel dalam menetapkan aturan. Jangan SOP membuat kita tak punya hati. Udah tahu tamu banyak datang, eh makanan yang disajikan dilarang dimakan. Semua tamu kelaparan itu suruh nunggu sampai acara dimulai sesuai yang tertera di undangan.
Bayangkan kami datang jam 9 dan baru diperbolehkan makan jam 11. Yag bener aje? Peraturan dari mana tuh? Nggak punya hati tuh yang buat SOP kayak gitu.
2. Hargai semua tamu, atau paling aman nggak usah ada ruang VIP! Sumpah tadi kami terkejut dengan insiden pengusiran kami. Kami pikir kami berhak di ruangan itu, karena biasanya di setiap acara pernikahan, keluarga besan biasanya disediakan tempat khusus dan dihormati. Kalau yang terjadi hari ini, sudah nggak boleh makan, diusir pula dari ruang VIP.
3. Jangan sepenuhnya menyerahkan pada EO. Sebagai penyelenggara acara, pihak mempelai wanita hendaknya memastikan bahwa EO tidak 'semena-mena' kepada keluarga, baik keluarganya sendiri maupun keluarga besan. Yang terjadi tadi, selain keluarga kami(besan), keluarga mempelai wanita juga mengalami perlakuan pengusiran.
Sekian uneg-uneg saya. Semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Terkadang tradisi 'piring terbang' malah lebih baik daripada pernikahan mewah di gedung yang malah kehilangan 'ruh' kekeluargaannya seperti ini.
BalasHapusdi aku masi piring terbang banget dan pake basuh kaki + digendong bapak..hihi
well noted banget mbaa, makasi yaa sharing nya :)
Tradisi piring terbang itu kearifan lokal yang harus dilestarikan say..ehehehehe
HapusUneg-uneg yang tepat, karena kampung tengah lebih utama kan...hihihi.
BalasHapusHooh Mak..sakitnya tu disini..kita jauh2 dateng dari berbagai penjuru Indonesia cuma disuruh ngeliatin makanan ampe ngiler..setelah makanannya boleh dimakan, eh kita diusir.. hiks..
Hapus# Ferdias Bookelmann.
BalasHapusSeharusnya EO tidak menghandle semuanya, panitia pernikahan harusnya dari keluarga dan orang-orang se-RT di sekitar rumah pengantin perempuan. Tugas EO harusnya hanya mengarahkan dan mengorganizir panitia. Memang benar keluarga besan harusnya punya tempat khusus dan buffet khusus tidak bercampur dengan buffet tamu. Jujur geli dengar ada VIP untuk pejabat, sorry ya mak, terkesan mental inlander banget.
Akhirnya yang dibilang 'pejabat' itu juga ga nongol mak. Kelihatannya kalopun nongol mereka juga paling males masuk ke ruangan itu n suruh terpisah sama keluarga lain..
HapusAih di sini pun sering tuh saya lihat ada meja buat VIP - pejabat. Padahal yang panitia keluarga semua. Ibu saya juga korban nih, waktu pernikahan saya menyiapkan meja VIP buat pejabat wkwkwkwk. Yah begitulah orang tua, gak mau pasti dibilang inlander tapi masih suka berpikiran seperti itu .... -_-
HapusTapi saya setuju dengan perkataan Mak Ferdi :D
bisa jadi pertimbangan nih kalo resepsi, hehe... pokoknya harus menghargai setiap tamu... sip
BalasHapusSebaiknya klrg jg jd panitia pernikahannya mba, ga cm EO yg menghandle acara.
BalasHapusYaelah EO semena-mena .. jangan2 yang punya hajat gak ngeh ini Mak?
BalasHapusWaduh acra nikahan kok ketat gitu ya mbak, sampe ngga boleh ambil foto segala. PAlaagi nikahan sodara
BalasHapusSuka gitu emang mbaa.... EO-nya galak-galak! Hihihihihihi.... Aku juga pernah diusir dari ruang VIP padahal kerabat dekat. huft. kzl :))
BalasHapusAku waktu nikah, EO nya aku sendiri makk.. Aku sendirian yang ngurus ini, itu dan booking sana sini. Sampai booking gedung pun aku makk.. Repot dan capek ngatur nya, tapi gak ada yang komplen Alhamdulillah semua berjalan lancar. Sampai di hari H pun aku masih turut andil, lebih tepat nya aku gak percaya sama orang lain dan agak nyinyir sih aku makk hehehe *perfectionist* #halah..sekarang adik ku mau nikah, aku juga yang ngurusin sendiri soalnya adik ku kerja bumn gitu jadi gak ada waktu.
BalasHapusWah, harus benar-benar mempersiapkan ni, jangan sampai kejadian seperti di atas. Insyaa Allah secepatnya menikah, hehe
BalasHapusSebenernya yang harus dipersiapkan adalah tempat vip dan tempat makan khusus keluarga (baik yg jd among tamu dsb)
BalasHapusKalo masalah nggu dlu sy ikut nikahan adat palembang
Undangannya jam 10 dan makannya jam 1
Karena urutan acara nya panjang ada nari2nya juga
☺ tp y emg gak masalah krn memg urutan acaranya begitu
Sebenernya yang harus dipersiapkan adalah tempat vip dan tempat makan khusus keluarga (baik yg jd among tamu dsb)
BalasHapusKalo masalah nggu dlu sy ikut nikahan adat palembang
Undangannya jam 10 dan makannya jam 1
Karena urutan acara nya panjang ada nari2nya juga
☺ tp y emg gak masalah krn memg urutan acaranya begitu