Ehem. Sebelumnya minta maaf baru sempat membuat resensi sekarang. Ini pun nggak tau layak disebut resensi apa nggak *tutup muka.
Letters to Aubrey adalah Momlit terbitan Stiletto Book. Stiletto Book kan memang terkenal dengan buku-buku wanita yang keren-keren. Nah, kalau ada teenlit, boleh dong ada momlit.
Momlit tetapi berbeda dengan teenlit. Selain isinya juga yang lebih 'mature', momlit juga tidak melulu fiksi. Momlit Letters to Aubrey ini adalah kisah nyata yang kalau di rak toko buku, masuknya ke bagian pengembangan diri.
Pengembangan diri. Pas sekali bila buku ini masuk kategori pengembangan diri, soalnya banyak hal positif yang dapat membuat pembacanya menjadi pribadi yang lebih baik. Betapa tidak, buku setebal 266 halaman ini berisikan surat Grace Melia kepada Aubrey, anaknya yang menderita Congenital Rubella Syndrome.
Anak yang istimewa seperti Aubrey tentu dimiliki oleh ibu yang istimewa pula. Grace menceritakan dengan runtut bagaimana dia lengah saat hamil sehingga Aubrey terkena CRS. Karena lahirnya seorang Aubrey, Grace lalu mengkampanyekan deteksi TORCH sejak dini. Bagaimana pun pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
Namun, bila ternyata terlanjur bernasib sama seperti Grace, buku ini bagus sekali untuk menjadi panduan treatment anak-anak berkebutuhan khusus. Lengkap memaparkan bagaimana rangkaian tes yang harus dilakukan agar treatment yang dilakukan tepat sesuai gejala. Karena kebutuhan anak-anak ini bisa berbeda-beda, ada yang mungkin bermasalah pada penglihatan, ataupun bermasalah pada pendengarannya. Satu hal yang harus diperhatikan, dengarkanlah kata hati. Aubrey sendiri awalnya tidak diketahui sakitnya, Grace bahkan dianggap terlalu parno karena masih baru sebagai ibu. Tapi feeling Grace mengatakan ada yang salah dengan tumbuh kembang Aubrey. Benar saja, hasil USG otak menyatakan Aubrey resmi terinfeksi rubella (halaman 40).
Penyajian tulisan berbentuk surat membuat pembaca mudah hanyut dalam kisah Grace. Buku ini sukses membuatku meneteskan air mata, walaupun aku tidak mengalami apa yang dirasakan Grace, tapi aku sukses merasakan apa yang dirasakan Grace saat menulis surat-suratnya itu.
Buku ini wajib dibaca oleh semua ibu dan calon ibu. Dengan membaca buku ini, betapa kita akan bersyukur akan kebesaran Allah SWT. Memiliki anak berkebutuhan khusus mungkin aib bagi sebagian orang, tapi bagi Grace, ini justru menjadi titik balik baginya untuk lebih banyak berbagi bagi orang lain. Dan terbukti niat yang baik akan menghasilkan yang baik pula. Selalu saja ada rezeki untuk biaya pengobatan Aubrey. Jadi, Nikmat Allah yang mana lagi yang kau dustakan?
Judul Buku: Letters to Aubrey
Penulis: Grace Melia
Penerbit: Stiletto Book
Tebal Halaman: 266 halaman
NO. ISBN: 978-602-7572-27-0
Momlit tetapi berbeda dengan teenlit. Selain isinya juga yang lebih 'mature', momlit juga tidak melulu fiksi. Momlit Letters to Aubrey ini adalah kisah nyata yang kalau di rak toko buku, masuknya ke bagian pengembangan diri.
Pengembangan diri. Pas sekali bila buku ini masuk kategori pengembangan diri, soalnya banyak hal positif yang dapat membuat pembacanya menjadi pribadi yang lebih baik. Betapa tidak, buku setebal 266 halaman ini berisikan surat Grace Melia kepada Aubrey, anaknya yang menderita Congenital Rubella Syndrome.
Anak yang istimewa seperti Aubrey tentu dimiliki oleh ibu yang istimewa pula. Grace menceritakan dengan runtut bagaimana dia lengah saat hamil sehingga Aubrey terkena CRS. Karena lahirnya seorang Aubrey, Grace lalu mengkampanyekan deteksi TORCH sejak dini. Bagaimana pun pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
Namun, bila ternyata terlanjur bernasib sama seperti Grace, buku ini bagus sekali untuk menjadi panduan treatment anak-anak berkebutuhan khusus. Lengkap memaparkan bagaimana rangkaian tes yang harus dilakukan agar treatment yang dilakukan tepat sesuai gejala. Karena kebutuhan anak-anak ini bisa berbeda-beda, ada yang mungkin bermasalah pada penglihatan, ataupun bermasalah pada pendengarannya. Satu hal yang harus diperhatikan, dengarkanlah kata hati. Aubrey sendiri awalnya tidak diketahui sakitnya, Grace bahkan dianggap terlalu parno karena masih baru sebagai ibu. Tapi feeling Grace mengatakan ada yang salah dengan tumbuh kembang Aubrey. Benar saja, hasil USG otak menyatakan Aubrey resmi terinfeksi rubella (halaman 40).
Penyajian tulisan berbentuk surat membuat pembaca mudah hanyut dalam kisah Grace. Buku ini sukses membuatku meneteskan air mata, walaupun aku tidak mengalami apa yang dirasakan Grace, tapi aku sukses merasakan apa yang dirasakan Grace saat menulis surat-suratnya itu.
Buku ini wajib dibaca oleh semua ibu dan calon ibu. Dengan membaca buku ini, betapa kita akan bersyukur akan kebesaran Allah SWT. Memiliki anak berkebutuhan khusus mungkin aib bagi sebagian orang, tapi bagi Grace, ini justru menjadi titik balik baginya untuk lebih banyak berbagi bagi orang lain. Dan terbukti niat yang baik akan menghasilkan yang baik pula. Selalu saja ada rezeki untuk biaya pengobatan Aubrey. Jadi, Nikmat Allah yang mana lagi yang kau dustakan?
Tulisan ini disertakan dalam lomba review Letters to Aubrey, yang diselenggarakan oleh Gracie Melia bekerja sama dengan Stiletto Book, Mothercare, Finline, dan Blackmouz!
layak kok mak disebut resensi..padahal aku juga nggak bisa bikin resensi. pokoke kita waton nulis wae demi partisipasi di GA nya mak Ges ya^^
BalasHapusiyo mak. Penggembira.
BalasHapusMak Fenny tuh keren resensinya.
Dirimu udah belum?*jawabnya di FB aja, di blog suka ga ketauan kalo komen dibales, hehe..
Thank you Mak Ais atas partisipasinya dalam Lomba Review #LetterstoAubrey :))
BalasHapus