Pernah mengalami galau dalam penyiapan susu formula? Atau anak diare karena masalah susu formula? Ternyata di balik kepraktisan membuat susu formula, ada banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari masalah suhu penyiapan yang harus tepat, air yang digunakan, sampai kebersihan alat minum(dot, pipet, ataupun gelas).
Oh ya, susu formula adalah susu untuk anak di bawah setahun. Jadi pencernaan bayi memang masih rentan. Wajar jadi hectic banget masalah penyiapan susu formula ini. Memang sih, kalau bisa diusahain, yang terbaik ya ASI. Tapi tahu lebih banyak masalah keamanan penyiapan susu formula nggak ada ruginya kan?
Ternyata, banyak fakta-fakta tentang penyiapan susu formula yang mungkin belum kita ketahui. Berikut beberapa fakta penyiapan susu formula yang disarikan dari percakapan WA ku dengan teman-teman TPHP UGM 2004. Ada yang bagian produksi susu formula, pemasarannya, dan auditornya(BPOM). Komplet kan?
Yuk disimak...
1. Susu formula bisa diseduh air suhu kamar (30 C) karena proses pembuatannya menggunakan aglomerasi di akhir tahapnya.
2. Tetapi, penyeduhan suhu rendah kurang aman. Dulu sempat heboh sakazakii, nah amannya seduh susu formula di suhu 70 C saja. Suhu ini adalah suhu pasteurisasi. Cenderung aman mematikan mikrobia tanpa merusak komponen susu.
3. Jangan seduh susu lebih dari suhu 100 C. Penyeduhan dengan air yang terlalu panas justru membuat susu tidak larut. Kenapa? Karena terjadi denaturasi beberapa komponen protein yang rentan suhu panas. Apalagi kalau beli susu yang mengandung probiotik. Suhu segitu bakteri baiknya sudah mati, rugi dong cuma makan jasad bakterinya saja.(walaupun penelitian terbaru menyebutkan bahwa endapan bakteri mati dapat menyerap mikotoksin, tetapi tetap rugi, wong kita belinya bakteri hidup)
4. Jangan menyeduh susu terlalu encer ataupun terlalu kental. Terlalu encer membuat bayi tidak mendapat nutrisi yang baik, kalau terlalu kental justru menyebabkan ginjal bayi bekerja keras. Karena komponen susu formula tidak seluruhnya dapat terserap tubuh layaknya ASI.
5. Perhatikan kebersihan botol. Kasus diare biasanya malah bukan masalah susunya, tapi karena kontaminasi di nipple dot atau sela-sela pipet, jadi selalu sterilisasi botol susu bayi ya.
6. Perhatikan pelarut susu formula(air minum yang digunakan). Pastikan keamanan airnya. Ada SNI nya, terutama bila menggunakan air minum dalam kemasan. Dalam SNI ada standar cemaran mikrobia minimal, jadi sebenarnya tanpa air didihkan pun air minum dalam kemasan sudah aman untuk menyeduh susu.
7. Tapi, kalau pakai air isi ulang, perlu diperhatikan keamanan airnya, karena pengecekan hanya periodik di alat dan produknya per 3 bulan, bukan di setiap batch produksinya
Nah, kuncinya, selalu perhatikan petunjuk penyajian pada kemasan, karena riset untuk membuat penyajian yang terbaik ini nggak main-main.
Setelah satu tahun, namanya bukan susu formula, tapi susu pertumbuhan. Kalau sudah lebih dari setahun sih bisa aja pakai susu segar. Tapi masalah klasik ibu-ibu, kalau dibelikan susu segar, anak bawaan mau minum susu melulu. Apalagi kalau susunya rasa coklat atau strawberi. Kalau diumpetin susah, akhirnya pakai susu bubuk deh. Dan, cara penyajian susu bubuk ini nggak beda jauh sama penyiapan susu formula.
Tetap perhatikan petunjuk penyajian, kebersihan alat minum, dan keamanan air yang digunakan. Sehat itu investasi yang mahal.
*big thanks to Dianing Pratiwi, Retnaning Diastuti, Dwi Larasatie, Aditya Putra, Nugroho Saputro, Adityarini P, Rachma Wikandari, dan Nuri buat share usefullnya kemarin.
Baca keseruan lain seputar Food Technology. Plis klik: I'm proud to be food technologist!
15.10.14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...