Kalau banyak ibu-ibu susah menurunkan berat badan sehabis melahirkan, aku justru menggendut pasca menyapih Faris. Kalau habis sapih suka pada bengkak payudaranya, kalau aku mah bengkak di badan! Ini ciyus loh. Mungkin menyapih cuma salah satu faktor 'bengkak'nya badan terutama perut. Selain memang menyusui cukup membakar kalori, dulu mungkin aku rada stres kerja kali ya? Ehem.
Jadi nggak heran, setelah sapih badanku membengkak. Hal ini semakin didukung dengan asupan makanan yang lebih banyak daripada saat bekerja dulu. Maklum, sekarang tinggal di Jogja, dekat keluarga, jadi lebih sering di rumah ataupun silaturahmi ke sanak famili. Perbaikan gizi kok tiap hari, lama-lama jadi kelebihan gizi deh. Hahahaha.
Akhirnya, walaupun nggak suka dengan yang namanya diet, mau ga mau ya kudu mau. Berat juga ni badan kalau dibiarkan terus membengkak.
Untung deh semester ini banyak ambil kuliah gizi. Jadi, sedikit banyak yakin kalau dietku nggak salah.
Prinsip dietku adalah sebagai berikut:
1. Perbanyak serat dan karbohidrat kompleks. Banyak makan sayur dan nasi yang 'pera'.
Sayur memiliki sifat bulky sehingga gampang membuat kenyang. Sifat bulky ini dikarenakan kandungan serat yang tinggi. Serat ini juga berfungsi melancarkan BAB. Kalau BAB lancar berarti metabolisme bagus kan? Ga sampai simpen sampah di perut. Ga perlu deh pakai serat artifisial deh. Makan sayur dengan enak lewat masakan Indonesia yang yummy yaitu gado-gado, pecel, dan sop.
Oh ya, kenapa pilih nasi pera? Nasi pera mengandung indeks glikemik lebih rendah dibanding nasi pulen. Indeks glikemik rendah menggambarkan efeknya pada peningkatan yang juga rendah. Aku pribadi suka makanan berkuah, jadi mau nasi pulen atau pera tidak masalah.
Yang penting, aku tetap harus makan nasi. Perut ndeso ini nggak terasa kenyang kalau cuma makan roti, walaupun takaran sajinya sama seperti nasi. Hehe
2. Meminimalkan asupan gula/karbohidrat sederhana
Satu lagi prinsip dietku, masih berkaitan dengan gula darah yaiutu mengurangi Minuman manis. Bahkan mungkin sama sekali tidak minuman manis, karena apapun makanannya minumnya air putih saja.
Orang sering salah kaprah diet non karbohidrat dengan meniadakan nasi. Padahal kalau nggak makan nasi tapi minum teh manis mah sama aja.
3. Puasa senen kamis. *pengennya puasa daud tapi nggak sanggup.
Nah, kalau untuk cara yang satu ini, selain bikin sehat juga berpahala. Puasa terbukti bermanfaat menyehatkan. Ketika dalam sehari pencernaan tidak mengolah makanan, maka tubuh melakukan detoksifikasi. Ibarat pekerja pabrik, senin-kamis adalah waktunya mereka off. Yah, tentu niat utamanya tentu beribadah. Sehat itu bonus.
Oh ya, selain diet, olahraga juga penting. Biar antara asupan dan pengeluaran seimbang. Beberapa aktivitas membakar kalori wajib aku lakukan antara lain:
1. Rutin mengantar Faris TPA dengan berjalan kaki.
Faris TPA Selasa, Kamis, dan Jumat. Pada tiga hari itu, aku rutin mengantar Faris TPA. Terus, sampai TPA belum tentu Faris diam di tempat. Pasti doi minta jalan-jalan. Yah, dengan senang hati kutemani.
2. Say no to lift!
Kuliahku di lantai 5. Di kampus ada lift. Tapi aku berusaha naik tangga setiap kuliah, lumayan bikin segar juga ternyata.
3. Mengurangi duduk saat mengajar.
Setiap Senin, Rabu, dan Jumat aku mendapat amanah mengajar les anak SD dan SMP. Sebisa mungkin aku berdiri dan membaur dengan anak-anak. Selain lebih 'personal touch' ternyata berefek baik buat pembakaran kalori dalam tubuh lo. Walaupun memang tidak signifikan pembakaran kalorinya.
4. Bike to campus.
Ini nih masih jauh dari realisasi. Target awal sih bersepeda sekali seminggu. Soalnya, selain jalanan dari rumah ke kampus yang naik turun, ramenya jalan bikin was-was. Tau sendiri sepeda nggak ada bel dan lampu sennya. Hehe.
Kondisi psikologis juga berpengaruh pada diet. Coba deh lagi stress, kondisi kesehatan menjadi labil. Wah bisa kacau deh dietnya. Olahraga juga malas. Makanya atur diri biar selalu happy. Selalu senyum bisa jadi caranya. Selalu berpikir positif dan optimis menjalani hidup.
It's easy to be healthy. ya kan?
Jadi nggak heran, setelah sapih badanku membengkak. Hal ini semakin didukung dengan asupan makanan yang lebih banyak daripada saat bekerja dulu. Maklum, sekarang tinggal di Jogja, dekat keluarga, jadi lebih sering di rumah ataupun silaturahmi ke sanak famili. Perbaikan gizi kok tiap hari, lama-lama jadi kelebihan gizi deh. Hahahaha.
Akhirnya, walaupun nggak suka dengan yang namanya diet, mau ga mau ya kudu mau. Berat juga ni badan kalau dibiarkan terus membengkak.
Untung deh semester ini banyak ambil kuliah gizi. Jadi, sedikit banyak yakin kalau dietku nggak salah.
Prinsip dietku adalah sebagai berikut:
1. Perbanyak serat dan karbohidrat kompleks. Banyak makan sayur dan nasi yang 'pera'.
Sayur memiliki sifat bulky sehingga gampang membuat kenyang. Sifat bulky ini dikarenakan kandungan serat yang tinggi. Serat ini juga berfungsi melancarkan BAB. Kalau BAB lancar berarti metabolisme bagus kan? Ga sampai simpen sampah di perut. Ga perlu deh pakai serat artifisial deh. Makan sayur dengan enak lewat masakan Indonesia yang yummy yaitu gado-gado, pecel, dan sop.
Oh ya, kenapa pilih nasi pera? Nasi pera mengandung indeks glikemik lebih rendah dibanding nasi pulen. Indeks glikemik rendah menggambarkan efeknya pada peningkatan yang juga rendah. Aku pribadi suka makanan berkuah, jadi mau nasi pulen atau pera tidak masalah.
Yang penting, aku tetap harus makan nasi. Perut ndeso ini nggak terasa kenyang kalau cuma makan roti, walaupun takaran sajinya sama seperti nasi. Hehe
2. Meminimalkan asupan gula/karbohidrat sederhana
Satu lagi prinsip dietku, masih berkaitan dengan gula darah yaiutu mengurangi Minuman manis. Bahkan mungkin sama sekali tidak minuman manis, karena apapun makanannya minumnya air putih saja.
Orang sering salah kaprah diet non karbohidrat dengan meniadakan nasi. Padahal kalau nggak makan nasi tapi minum teh manis mah sama aja.
3. Puasa senen kamis. *pengennya puasa daud tapi nggak sanggup.
Nah, kalau untuk cara yang satu ini, selain bikin sehat juga berpahala. Puasa terbukti bermanfaat menyehatkan. Ketika dalam sehari pencernaan tidak mengolah makanan, maka tubuh melakukan detoksifikasi. Ibarat pekerja pabrik, senin-kamis adalah waktunya mereka off. Yah, tentu niat utamanya tentu beribadah. Sehat itu bonus.
Oh ya, selain diet, olahraga juga penting. Biar antara asupan dan pengeluaran seimbang. Beberapa aktivitas membakar kalori wajib aku lakukan antara lain:
1. Rutin mengantar Faris TPA dengan berjalan kaki.
Faris TPA Selasa, Kamis, dan Jumat. Pada tiga hari itu, aku rutin mengantar Faris TPA. Terus, sampai TPA belum tentu Faris diam di tempat. Pasti doi minta jalan-jalan. Yah, dengan senang hati kutemani.
2. Say no to lift!
Kuliahku di lantai 5. Di kampus ada lift. Tapi aku berusaha naik tangga setiap kuliah, lumayan bikin segar juga ternyata.
3. Mengurangi duduk saat mengajar.
Setiap Senin, Rabu, dan Jumat aku mendapat amanah mengajar les anak SD dan SMP. Sebisa mungkin aku berdiri dan membaur dengan anak-anak. Selain lebih 'personal touch' ternyata berefek baik buat pembakaran kalori dalam tubuh lo. Walaupun memang tidak signifikan pembakaran kalorinya.
4. Bike to campus.
Ini nih masih jauh dari realisasi. Target awal sih bersepeda sekali seminggu. Soalnya, selain jalanan dari rumah ke kampus yang naik turun, ramenya jalan bikin was-was. Tau sendiri sepeda nggak ada bel dan lampu sennya. Hehe.
Kondisi psikologis juga berpengaruh pada diet. Coba deh lagi stress, kondisi kesehatan menjadi labil. Wah bisa kacau deh dietnya. Olahraga juga malas. Makanya atur diri biar selalu happy. Selalu senyum bisa jadi caranya. Selalu berpikir positif dan optimis menjalani hidup.
It's easy to be healthy. ya kan?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...