Just
let it flow...
Itu yang aku tangkap dari keseluruhan
materi Webinar Homeschooling Anak Usia Dini. Masa usia dini adalah masa
bersenang-senang dengan orang tua. Ini penting untuk membentuk rasa aman dan
nyaman pada diri anak. Ketika anak sudah merasa aman dan nyaman, tentu akan
mudah bagi mereka untuk belajar dan mengeksplorasi sekitar.
Anggapan bahwa menyekolahkan anak sedini
mungkin akan melatih sosialisasinya itu salah besar. Orangtualah yang
bertanggung jawab pada kemampuannya bersosialisasi. Seberapa peduli orang tua
terhadap lingkungan sekitar anak. Sosialisasi tidak terbatas pada teman sebaya.
Lingkungan tempat anak berinteraksi juga sosialisasi. Termasuk memilihkan
tayangan edukatif dan permainan yang mendidik untuk anak.
Homeschooling Anak Usia Dini sebagai Pendidikan
Dasar setiap Anak
Homeschooling anak usia dini adalah
semudah-mudahnya homeschooling, namun paling krusial. Kelak, bila nantinya anak
akan meneruskan homeschooling di usia sekolah ataupun bersekolah formal,
homeschooling anak usia dini akan menjadi pondasi terpenting untuk pembentukan
mental dan karakter anak nantinya.
Modal utama untuk menjalankan HS usia dini
hanyalah kehadiran diri para orang tua. Tidak perlu spesialisasi khusus. Hanya
temani anak bermain. Sesimpel itu. Memang ada arahan untuk permainan agar
perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Namun sejatinya, perkembangan ini tidaklah sama di
setiap anak, pun, tanpa stimulasi khusus pun, selagi kemampuan motorik anak
tidak mengalami hambatan dan tidak terlalu banyak larangan, biasanya
perkembangan ini akan terjadi secara alami sesuai dengan umurnya.
Teorinya memang mudah, namun prakteknya
tentu tidak. Sebagai manusia biasa, terkadang minder melanda. Pertanyaan
"mampukah saya?" Kerap kali mendera. Aku pribadi mencoba menerapkan
HS usia dini tanpa target khusus. Tidak idealis sama sekali. Bagaimanan tidak?
Aku pribadi masih belum bisa 100% hadir dalam proses bermain Faris. Kalaupun
sekarang aku sedang tidak bekerja, tetapi banyak juga waktuku tersita untuk
kegiatan di luar rumah dan terpaksa menitipkan Faris ke orang lain. Tapi yang
jelas, aku selalu memastikan Faris dalam kondisi aman dan nyaman seperti
prinsip utama HS usia dini. Toh, HS bukan berarti membuat kita menjadi
eksklusif dan tidak percaya orang lain. Untuk pendidikan anak, memang tidak
mungkin 100% dihandle orang tua. Yang 100% itu tanggung jawabnya.
Insya Allah. Rampung empat sesi webinar
ini, aku menjadi semakin yakin untuk 100% mampu bertanggung jawab terhadap
pendidikan anakku. Aamiin.
Baca keseruan lain seputar keluarga. Plis klik: Housewife's diary
Simak juga resume kuliah online yang pernah kuikuti: Kuliah Online
Baca keseruan lain seputar keluarga. Plis klik: Housewife's diary
Simak juga resume kuliah online yang pernah kuikuti: Kuliah Online
Saya setuju dengan aman dan nyaman ini Mbak, keponakan suami saya karena gak pernah bergaul dan langsung masuk TK sekarang jadi tidak bis aberkembang, kalau di rumah dia pinter tapi di sekolah dia gak berani explore kemampuan.
BalasHapusDia seperti ada rasa takut berlebih berkumpul dengan banyak orang karena di rumah pun selalu merasakan ketakutan, tidak boelh kluar rumah takut diculik oleh tante dia dsb. Apapun permasalahannay seharusnya orang tua bis amenciptakan rasa aman dan nyaman, ya?