Siang ini, tanggal 28 Desember EDibaFREE family goes to
Palembang. Dengan kondisi yang tertidur pulas karena kecapekan diajak kerja,
Faris kugendong ke mobil dan kami pun memulai perjalanan mengarungi jalanan
berlumpur sebelum mencapai main gate. Sesampainya di main gate ayah dicegat
seseorang yang ternyata anak buahnya, seorang operator grab loader yang biasa
melayani harvesting saat on season dan melayani divisi tempat ayah kalau lagi
off season. Namanya bapak Paulus. Doi ternyata udah kerja di GPM dari tahun
1991 dan sampai hari ini masih saja berstatus harian.
Subhanallah betah banget ya? Ini kita aja yang 5 tahun kerja udah gatel aja pengen keluar. Padahal doi juga punya kebon dan ternak sapi. Ternyata seberapa sukses usaha seseorang, tetap saja perlu 'secure income', walaupun itu harus menjadi operator grab loader yang kerjanya 3 shift di areal dengan nominal gaji sedikit di atas UMR. Selain itu, status pengusaha seringkali dianggap pengangguran. Hal itu juga yang membuat seseorang lalu memilih menjalankan profesi pengusaha dan pekerja sekaligus. Memang sih, usaha buat dia bukan sebagai sandaran hidup, niatnya dia beli sapi adalah biar bisa membuka lapangan kerja, pun dengan kebon karetnya yang dia serahkan kepada keponakannya, semata-mata untuk memberi kesibukan ponakannya.
Subhanallah betah banget ya? Ini kita aja yang 5 tahun kerja udah gatel aja pengen keluar. Padahal doi juga punya kebon dan ternak sapi. Ternyata seberapa sukses usaha seseorang, tetap saja perlu 'secure income', walaupun itu harus menjadi operator grab loader yang kerjanya 3 shift di areal dengan nominal gaji sedikit di atas UMR. Selain itu, status pengusaha seringkali dianggap pengangguran. Hal itu juga yang membuat seseorang lalu memilih menjalankan profesi pengusaha dan pekerja sekaligus. Memang sih, usaha buat dia bukan sebagai sandaran hidup, niatnya dia beli sapi adalah biar bisa membuka lapangan kerja, pun dengan kebon karetnya yang dia serahkan kepada keponakannya, semata-mata untuk memberi kesibukan ponakannya.
Pak Paulus memang seorang Kristiani. Namun, keteladannya dalam berbagi patut dicontoh penganut agama apapun, karena semua ajaran agama pasti mengajarkan untuk berbagi kan? Dia juga bercerita kalau saat ini tengah mengasuh seorang anak yang ditelantarkan dan dianiaya orang tua kandungnya. Doi tulus menolong dan ga pernah memaksakan ajaran agama. Tapi kecenderungan si anak ya jadi ikut bapaknya.
Sebelum sampai Simpang Penawar, tempat Pak Paulus nanti
diturunkan, Ayah mampir ke unit 2 buat menagih hutang teman Ayah. Pak Paulus
lalu berpesan, kalau memberi hutang pada seseorang, harus sabar dan ikhlas. Doi
pernah memberi utang seseorang dengan nominal puluhan juta dan baru dibayar
lunas 15 tahun kemudian! Wah, padahal kita aja grusa grusu nagih hutang. Perlu
teknik khusus juga biar si penghutang mau bayar utangnya. Doi sendiri pakai
cara yang agak 'mistis' dengan bawa orang pintar. Yah, mudah-mudahan sih
permasalahan hutang Ayah juga cepat selesai. Biar bisa diputer lagi duitnya
gitchu...
Akhirnya, Pak Paulus
turun di Simpang Penawar, dan perjalanan ke Palembang langsung
dilanjutkan. Pak Paulus cuma menumpang sekitar sejam. Tapi cukup banyak cerita
beliau yang bisa diambil hikmah. Indahnya berbagi tanpa memandang SARA. We are
one.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...