Sebagai ibu yang bekerja di ranah publik, resign dari
pekerjaan dengan alasan ingin fokus ngurus anak itu lumrah. Tapi, apa benar sih
sebenarnya kita siap untuk resign?*lihat wajah di cermin. Tunjuk jari ke
muka...
Banyak persiapan untuk bisa memutuskan resign. Apalagi
banyak juga ibu yang bekerja di rumah justru mendambakan bisa bekerja di ranah
publik, bisa kerja kantoran. Apalagi stigma masyarakat bahwa ibu yang hanya di
rumah saja seringkali dianggap sebelah mata, tak jarang para ibu yang
sebenarnya sarjana ini dicemooh, 'eman-eman ijazahnya' kalo kata tetangga. Uh,
padahal ilmu di ijazah itu pasti kepake buat ngurus rumah tangga. Yang sarjana
teknologi pangan bisa pakai ilmunya buat pengolahan pangan yang optimal untuk
keluarga(helow?), yang sarjana akuntansi bisa bikin laporan keuangan yang rapi,
jadi suami pasti senang istri pintar megelola duit. Yah, kalaupun bukan
sarjana, adalah mutlak kalo seorang ibu harus bisa menjadi ahli gizi, akuntan,
dokter, dan guru bagi keluarganya.
Well, balik ke masalah resign. Persiapannya ada buanyak.
Seperti aku sendiri pengen banget bisa resign dan memulai lebaran hidup baru.
Sebuah keputusan yang berat, mengingat semua sebetulnya mendukukungku bekerja,
termasuk Faris yang tidak (atau belum?) Pernah protes ibunya kerja. Selain itu,
kondisi keuangan keluarga juga masih mengharuskanku bekerja. Di sisi lain,
hatiku selalu berontak setiap kali harus bekerja melebihi waktu yang ditetapkan
alias lembur. Seperti merasa bersalah yang teramat sama Faris(padahal Farisnya
cuek aja, dasar emak lebay). Terlebih pekerjaannya agak bertentangan dengan
hati nuraniku, seperti harus...*hilang sinyal
Kalau boleh jujur, aku sebenarnya senang bekerja. Justru
dengan bekerja kita bisa sejenak melepaskan kejenuhan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga. Apalagi aku bukan orang yang suka memasak dan bersih-bersih.
Jadi, kalau ga sempat masak atau rumah kotor, aku bisa berdalih di balik
pekerjaanku,*dasar culas,hehe...
Yah. Memutuskan resign adalah sesuatu yang pelik buatku.
Jadilah aku meminta petuah para suhu. Masing-masing memberi nasehat apa saja
yang harus diputuskan sebelum memutuskan resign. Suhu yang kumaksud adalah
teman yang masih bekerja, yang berwirausaha, maupun yang tidak keduanya, karena
mengurus rumah tangga juga bukan pekerjaan sepele.
Saran mereka antara lain:
1. Persiapkan dana cadangan satu tahun.
Walaupun mencari
nafkah tanggung jawab suami, tapi penting juga bagi para istri untuk
mempersiapkan dana cadangan. Biar ga terlalu kaget dengan penurunan pendapatan
2. Persiapkan kesibukan setelah resign agar tidak jet lag.
Kata siapa jadi ibu rumah
tangga itu enak, ga usah capek kerja, dan bebas stres. Aku pribadi ngalamin 3
bulan cuti melahirkan saja kadang bosen dan stres mau ngapain. Apalagi dulu belum
intens nulis kayak sekarang. Jadi kesibukan dan aktualisasi diri buat ibu rumah
tangga itu wajib ada. Walaupun hasil(rupiah, award) bukan yang utama.
3. Bagaimanapun, satu periuk nasi dengan dua pendapatan
masih lebih baik.
Sempat berpikir untuk pisah sama ayah. Sementara ayah di kebon, aku kuliah lagi atau cari kerja di Jogja. Tapi aku diingatkan teman tentang pengeluaran yang akan membengkak bila tinggal terpisah. Belum masalah psikologi Faris bila terpisah dengan ayah. Berkaca juga ssama pengalaman masa kecilku yang menjadi badung karena kurang kasih sayang ayah.
4. Pastikan restu dari suami dan orang tua. Bagaimanapun
pendapat mereka harus didengar. Kalau sudah berkeluarga, tetap utamakan
pendapat suami sih. Restu dari mereka semua akan membukakan rezeki buat kita
5. Pede aja. Percaya rezeki Allah dimana-mana.
Ini yang
paling susah, sampai sekarang hal yang paling mengganjalku untuk resign adalah
ketakutanku akan penghasilan. Masih banyak target investasi yang belum
tercapai. Aku pesimis kalau keluar dari pekerjaan sekarang, yang nominal
penghasilannya lumayan, apakah target investasi bisa aku capai? Untuk
berwirausaha aku juga masih gak pede. Beberapa kali mencoba berdagang selalu
gagal.
Friends, ada idekah?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...