Bus Merah membawa anak-anak dari Desa Sukamaju menuju ke
sekolah SDN 34. Di arah berlawanan, datanglah Bus Hijau yang membawa anak-anak
SMP 2 dari Desa Sukamakmur. Semua bis terburu-buru. Akhirnya mereka beradu di
jembatan. Beruntung supir bus merah dan supir bus hijau sigap menekan rem.
Mereka pun terhindar dari kecelakaan. Namun, baik supir bus merah maupun supir
bus hijau sama-sama tidak mau mengalah. Mereka bertengkar.
"Woi minggir, kami udah telat nih!" ujar si supir
bis merah.
"Enak aje. kite juga dah telat tauk!" si supir bis
hijau ikutan sengit dengan logat betawinya yang kental.
"Wah, kamu ga tau siapa saya ya?" Supir bis merah
malah mengancam sambil melotot bak penari Bali.
"Weh, situ belum pernah gue beri yak?" Supir bis
hijau ga mau kalah, balas menantang.
"Oh, mau melawan ya?" Supir bis merah malah balas
menyingsingkan lengan baju. Seperti siap berkelahi.
"Oke, siapa takut!" Supir bis hijau siap-siap
pasang kuda-kuda.
Mereka sudah hampir bertengkar. Tiba-tiba anak-anak dari bis
turun dan melerai mereka.
"Sudah pak, bis kita ngalah aja. Kita mundur
dulu." Seru salah satu anak dari bis hijau
"Iya, kalau ga ada yang mau ngalah kita ga bakal bisa
menyebrangi jembatan." Anak dari bis merah menimpali.
"Kalau ga bisa nyebrang, kapan kami sampai ke sekolah?
Iya kan teman-teman?" Wah, ni anak dari bis hijau ini pasti ketua osis di
sekolahnya.
"Iya...iya..kita mengalah saja." Semua anak dari
bis hijau mengamini.
Akhirnya supir bis hijau mengalah dan memberi jalan untuk
bis merah. Untunglah mereka tidak jadi bertengkar, karena dengan salah satu
mengalah sebentar saja, bis hijau dan bis merah bisa sampai tujuan tepat waktu.
Begitu juga dalam kehidupan. Mengalah bukan berarti kalah.
Justru kita bisa mempercepat proses bila kita mengalah. Seperti bus hijau yang
mengalah memberi jalan, membuat mereka terhindar dari terlambat sampai tujuan.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...