Jumat tanggal 13 Desember lalu, sekitar jam 9 malam kalau gak salah, aku nonton Kompas TV, eh ternyata lagi acara Aiman dan Ahok alias Basuki Tjahja yang Wagub DKI Jakarta itu. Selama nonton ini aku dibuat berdecak kagum dengan sosok beliau. Gimana tidak, sepanjang perjalanan, Ahok hampir ga pernah menutup jendelanya dan menyapa warganya. Subhanallah benar-benar sosok pemimpin idaman. Sampai-sampai jendela sebelah kiri (tempat ahok biasa duduk), sering rusak karena keseringan buka-tutup jendela. Sekarang malah pakai korden, biar ga perlu buka-tutup jendela.
Perbincangan dengan Aiman, salah satunya membahas mengenai kenapa Ahok bikin kebijakan denda nerobos busway sampai sejuta demi memberi kenyamanan pemakai busway. "Apa ga takut dimarah Gerindra tuh, kan tahun depan pemilu?" Tanya Aiman.
Menurut Ahok, dia ini milik warga jakarta, bukan milik Gerindra. Dikatakannya, Prabowo juga tidak masalah dengan keputusannya itu. Justru Ahok ini sebagai role model, kalau politisi Gerindra itu ga main pencitraan, tapi fokus pada rakyat. Kepentingan rakyat diatas kepentingan politik, begitulah kira-kira.
Mengatasi kemacetan Jakarta ibaratnya orang sakit panas karena usus buntu.
Bisa saja cuma nyembuhin panasnya dengan paracetamol saja, tapi kalau mau sembuh total ya harus
operasi. Nah Ahok ga ingin menyembuhkan'panas'nya saja, tapi
warga juga harus merasakan'operasi' nya agar benar-benar 'sembuh total'. Agar solusi kemacetan benar-benar
permanen. Tidak hanya solusi sementara. Ga peduli mau tahun politik. Ahok
menjadi figur Gerindra, bahwa partai ini mengutamakan kepentingan rakyat di
atas kepentingan partai.
Sepanjang jalan, Ahok ga lepas dari HP, ternyata doi lagi balas pesan(SMS, BBM) dari para warga. Sehari minimal ratusan pesan, Ahok malah ada tim sendiri buat merespon pesan ini. Setiap permasalahan akan langsung dilemparkan ke dinas terkait. Ini penting untuk
bias paham fakta di lapangan. Walaupun sepertinya menyita waktu.
Ahok juga menggunakan medsos youtube untuk mendokumentasikan kegiatannya seperti rapat dengan staf ataupun rapat dengar pendapat. Ini gunanya untuk cegah pencegahan
penyimpangan dan sebagai bentuk akuntabilitas. Makanya di acara seminar KPK, Abraham Samad mengatakan Ahok pas banget jadi pembicara seminar KPK.
Kontroversi ahok cukup banyak, seperti melarang LSM membantu
anak jalanan, bilang warga waduk Pluit yang menolak direlokasi sebagai komunis,
dan bersitegang dengan Haji Lulung(cmiiw) untuk masalah relokasi PKL Tanah Abang. Rupanya Ahok
memang suka nyeplos dulu baru mikir, tanda orang kreatif katanya. Ketika
ditanya Aiman " Kok sering marah-marah? " dia jawab "Kalo ga bener ya
disemprot aja." Ahok takutnya cuma sama Tuhan!
Ceplas ceplos gak papa,asal get things done, ujar salah satu
staff. *Jadi teringat aku banyak tidak get things done, selalu 9t(nain ti) alias
nanti.
Orang miskin ga bisa melawan orang kaya. Orang kaya ga bisa
melawan pemerintah. Sebagai pengusaha kalau punya uang, pasti lebih prioritas
untuk kembangin usaha, makanya ahok jadi pemerintah biar bisa menolong warga
miskin tidak dengan duitnya sendiri.
Ahok mempersilahkan orang yang ingin belajar berpolitik dan
berbaur dengan stafnya, termasuk mengevaluasi keluhan warga. *Wah, sip juga nih nyantrik di Balai Kota,hehe..
Ternyata salah satu modus nyalon wakil gubernur jakarta
karena utk persiapan menghadapi AFTA. Supaya Indonesia bisa bersaing, ya perlu
pemimpin lurus. Kereen...kereeen..
Terakhir doi ditanya Jokowi, "Dukung Jokowi jadi Gubernur apa Presiden/" Doi sih jawab "Presiden." alasannya, "Masih banyak yang harus dibenahi di Jakarta."
Huhu.. aslinya itu dukung apa ngga sih? Tapi kalo aku pribadi sih Jokowi memang bagusnya benerin Jakarta dulu, kalo buat Presiden masih lebih cocok Jusuf Kala atau Dahlan Iskan, yang sudah dan sedang berkiprah secara Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...