Faris, anak Ibu dan Ayah yang terhebat
Faris masih ingat perjuangan kita dua tahun yang lalu waktu
kamu mau lahir ke dunia?
Seinget ibu, Faris itu anak yang paling hebat dan pengertian
sama ibu. Saat itu, pukul dua dini hari. Ibu ngerasa mules, tapi ibu masih
belum curiga itu kontraksi melahirkan, karena HPL mu masih seminggu lagi.
Sampai saat Subuh, sakitnya semakin intens dan mulai timbul flek, tetapi kata uti
tenang aja, selama belum keluar ijo ijo(air ketuban), berarti masih aman.
Laaah, tapi waktu itu ibu memang udah mules banget. Entahlah apa aktivitas Ibu
sampe jam sepuluh pagi itu, yang jelas, setiap kontraksi datang, uti selalu
meyakinkan, "Tenanglah, sakitnya pasti berlalu, sekarang banyak zikir
aja". Yah Nak, rasanya waktu terasa sangat lama, karena ibu benar benar ga
sabar pengen segera lihat Kamu ke dunia, Nak!
Sampai jam 10 pagi, sebelumnya uti mau ngajak jalan jalan,
kebetulan juga pas itu ada Uti Anik yang lagi dinas ke Palembang, jadi uti mau
nemenin Uti Anik cari oleh oleh. Tapi berhubung ibu waktu itu udah mules
banget, ga lucu nanti di toko nungging nungging, jadilah kita mampir ke Rumah
Bersalin. Ternyata ibu udah bukaan lima, Nak. Artinya ibu harus stay di Rumah
Bersalin. Saat itu, makanan batagor yang terenak pun terasa kelu di lidah, ibu
hampir ga bisa mengusai sakitnya kontraksi. Sampai pas pukul dua. ibu masuk
kamar bersalin. Sendiri. Terus terang ibu suka dalam kesendirian itu, karena ibu
bisa puas melampiaskan sakitnya kontraksi tanpa menyinggung orang lain, hehe..
kamu tahu, Nak.. Akung, Uti, dan Uti Anik sampe ibu marah marahin, karena ibu
ga kuat sakitnya. Jadi ngerasa bersalah sampe sekarang.
Alhamdulillah bukaan lengkap pas pukul empat, dan sampai
setengah jam ibu mengejan, tepat setengah lima sore kamu lahir kedunia.
Tangismu keras, sangat sehat, bahkan dokternya langsung kamu kencingi dua kali.
Namun, kamu langsung dipisahkan dari Ibu saat itu, ibu belum paham IMD, dan
saat itu kamu terpaksa minum susu formula, ASI ibu belum keluar. Saat tengah
malam, Ayah baru datang, kata Ayah dari jam 12 siang baru dapet bis jam 5.
Alhamdulillah kita sekeluarga berkumpul.
Sampai di rumah, ibu mulai frustasi, karena ASI ibu ga jua
mengenyangkanmu. Membiarkanmu rawat pisah di rumah bersalin menjadi kekecewaan
terbesar ibu. Ibu baru tahu kalo ga dikenyot sesering mungkin, maka ASInya ga
keluar. Selama 4 hari ibu memerah ASI dan terus menyodorkan puting sesering
mungkin ke kamu. Alhamdulillah, Kamu anak yang kuat dan sabar. Ga butuh waktu
lama sampai kamu benar benar terbebas dari susu formula. Sedari bayi, memang
kamu anak Ibu yang paling pengertian. Ga pernah ibu dibuat kurang tidur, bahkan
kamu tetap anteng tidur saat Ibu tinggal mencuci dan masak. Bahkan di usia
seminggu, Kamu mulai menoleh dan memperhatikan saat ibu bicara. Kadang posisi
tidurmu juga bikin ibu ketawa. Hehe..
Kamu memang malaikat Ibu, dan malaikat kita sekeluarga. Kehadiranmu bawa keceriaan buat kita. Apalagi kamu cucu pertama, Nak. Semua perhatian fokus kepadamu, Kamu jadi anak yang pede dan berani. Kamu jadi anak yang menyenangkan saat bertamu, bahkan kamu langsung cocok dengan pengasuhmu, mulai dari Mbah Sut, dan sekarang hampir dua tahun diasuh Mak Ning. Saking sayangnya, sekeluarga Mak Ning sampai menganggapmu anak bungsu di keluarga mereka. Kamu sering dibuatkan bermacam makanan, dibelikan mainan, dan dituruti semua maumu. Pokoknya gede nanti, kamu harus terus ingat kebaikan mereka.
Alhamdulillah, dua tahun sudah usiamu. Dua tahun sudah ibu
menjalani peran sebagai orang tuamu, ibu sadar masih banyak kekurangan ibu.
Tetapi kamu tetap menganggap Ibu yang terbaik. Kamu yang selalu bersorak
gembira saat ibu jemput kamu dari tempat Mak Ning. Kamu yang selalu memanggil ibu
saat butuh apapun. Bahkan saat ibu sedih dan menangis, kamu selalu peluk Ibu,
seolah berkata "Jangan nangis Bu, Faris bakal terus temani Ibu"
Nak, dirimu sudah menjadi pelita ibu dua tahun ini. Belum
pernah ibu bersemangat seperti ini dalam belajar, hanya demi menjadi ibu yang
terbaik buatmu. Ibu yang selalu membahagiakanmu. Ibu yang selalu mendorongmu
menjadi anak berprestasi. Aamiin
Nak, menjadi Ibumu adalah hal luar biasa yang terindah. Saat
ibu penat karena bekerja dan masih harus mengurus rumah(karena kita ga pake
asisten sepeninggal Mbah Sut). Ibu selalu membayangkan senyummu. Bahkan
terkadang kamu ngerecokin saat ibu bersih bersih, minta pinjem sapu, mainan
kemoceng, tapi yang ibu lihat kamu anak yang berbakti, mau bantu orang tua,
Insya Allah dua tahun lagi kamu beneran bisa bantu ibu ya Nak.
Ya Allah, terima kasih atas anugerah terhebat bernama
FREE~Faris Raditya Edsel Ediba ini, semoga ibu bisa selalu menjaga amanah untuk
membesarkanmu dalam cinta dan nilai nilai agama yang luhur. Ikutlah setiap kali
ibu sholat Nak. Dengarlah setiap kali ayat suci dilantunkan. Berdoalah setiap
apapun kegiatanmu. Bukan Ibu, Ayah atau Mak Ning yang akan selalu menjagamu.
Tetapi Allah yang akan selalu disisimu. Allah yang akan selalu menjagamu.
Ingatlah Allah selalu Nak. Karena Allah selalu memperhatikanmu. Ibu sayang
Faris. Ayah sayang Faris. Tetapi Allah jauh lebih sayang Faris.
Bukan mainan mahal yang akan ibu beri, bukan makanan mewah
yang akan ibu buat, untuk ulang tahunmu kali ini. Semoga tulisan ini bisa
menjadi kenangan terindah saat kamu besar nanti dan merasa sendiri. Percayalah
akan kasih sayang Allah lewat kami, Ayah dan Ibumu. Percayalah saat sendiri
selalu ada Allah disampingmu. Tetap menjadi anak yang tangguh seperti saat
dirimu lahir Nak. Insya Allah ibu akan selalu mendukung setiap langkahmu.
Love,
Ibu
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...