Burung pelikan tinggal di sebuah sangkar di tengah hutan. Pelikan kesepian. Dia lalu bersilaturahmi ke tempat temannya. Sambil mencari, siapa tahu dia bisa tinggal dengan salah satu temannya.
Pertama dia berkunjung ke rumah tikus. Tikus yang baik menawarkannya
untuk masuk ke rumahnya.
“ Ayo Pelikan, masuklah ke dalam rumahku”
Rumah tikus terletak di bawah tanah. Terdapat gua sebelum
mencapai rumah tikus. Karena tikus berbadan kecil, maka gua yang dibuat pun
kecil. Pelikan ternyata tidak bisa masuk. Berbagai cara dari melipat sayap,
menahan nafas, dan menjulurkan leher telah dicoba. Tetapi Pelikan tetap susah
masuk.
“ Ah tikus. Badanku tidak muat masuk ke gua menuju rumahmu,
aku bertamu di depan saja”
“ Oh, baiklah Pelikan” Tikus pun lalu keluar dari rumahnya dank
e permukaan tanah. Beberapa menit mereka berbincang. Pelikan mengeluh kesepian.
Lalu tikus memberi saran.
“ Kenapa tak Kamu coba ke rumah Anjing. Rumahnya besar, kamu
pasti muat disana.”
“Wah Tikus. Ide bagus tuh. Oke, aku coba main ke tempat
anjing deh.” Pelikan akhirnya berjalan riang menuju rumah anjing.
Sesampai di rumah anjing. Pelikan terkagum-kagum. Rumah anjing
adalah bangunan bekas gudang yang sangat besar.
“ Ah.. rumahmu besar sekali Anjing!” seru Pelikan.
“ Hoho.. silahkan masuk Pelikan. Aku sudah bertahun-tahun
tinggal disini. Disini hangat dan Kamu ga bakal kehujanan. Menginaplah semalam
disini biar Kamu percaya” Tawar anjing.
“ Oh baiklan Anjing” Sambut Pelikan senang.
Sore telah berganti malam. Pelikan akhirnya menginap di
rumah anjing. tetapi Pelikan sangat tidak nyaman tidur disana. Hawa di dalam
gudang bukan lagi hangat, tetapi panas. Pelikan tidak bisa tidur. Sesekali pelikan
terbatuk. Anjing menjadi tidak enak dengan pelikan.
“ Pelikan, sepertinya Kamu tidak nyaman tinggal disini.
Katakanlah padaku, apa yang membuatmu gelisah dan terbatuk-batuk” Tanya Anjing.
“ Maaf Anjing, rumahmu memang hangat, tapi terasa panas
buatku. Gudang ini juga pengap dan berdebu, mungkin aku tidak cocok dengan
udara di rumahmu ini. Tapi tenanglah, Kamu tidak perlu merasa bersalah, kita
kan memang berbeda.” Pelikan menjadi merasa tidak enak karena terbatuk-batuk.
“Baiklah Pelikan. Besok aku tunjukkan sangkar elang di atas
mercusuar. Disana udaranya segar. Siapa tahu kamu cocok tinggal disana” Anjing
menutup malam yang tidak mengenakkan itu dengan menawarkan untuk mengantar ke
sangkar elang.
Pagi harinya,pelikan diantar anjing ke sangkar elang di atas
mercusuar. Pelikan langsung terbang ke atas sangkar elang dan disambut hangat
oleh elang.
“ Hai Pelikan, selamat datang di sangkarku. Ayo silahkan
duduk di sini” Elang mempersilahkan pelikan duduk di sangkarnya. Tapi baru
sebentar pelikan duduk di sangkar tiba-tiba pelikan terjatuh. Karena sangkar
elang di atas mercusuar, jadi terlalu kencang angin yang behembus. Pelikan tidak memiliki keseimbangan sebaik
elang. Diapun takut jatuh lagi. Dengan wajah pucat, dia pamit pulang dengan
elang.
“ Elang, maaf aku harus kembali ke sangkarku. Aku lupa harus
mempersiapkan sesuatu di sangkarku”
“ Oh, baiklah Pelikan. Jangan segan main kemari lagi ya..”
Kali ini pelikan tidak ingin bercerita tentang betapa
takutnya dia di atas mercusuar. Dia tak ingin elang menjadi tidak enak hati
seperti yang dialami anjing. Dalam hati pelikan berjanji untuk bersyukur dengan
rumahnya saat ini. Sangkarnya memang kecil dan bersemak-semak. Tetapi ternyata
sangkar itulah tempat terindah buat pelikan.
“ Ah… sangkar ini terasa nyaman sekali setelah sehari
semalam kutinggalkan.” Syukur pelikan sesampainya di sangkar. Untuk mengusir
kesepian, pelikan akhirnya membuat jamuan kecil dan mengajak teman-temannya
berkumpul di sangkarnya. Semua bergembira dan pelikan pun tidak kesepian lagi.
Tidak ada tempat
senyaman rumahmu sendiri. Dan ada banyak cara untuk meraih keinginanmu.
Inspired by Folktale
in Little Fable on Jim Jam TV
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...