gambar dari google |
Kelelawar merasa minder. Tubuhnya hitam dan sepanjang hari selalu mengantuk. Dia ingin bisa bergaul dengan para burung yang cantik. Tetapi burung-burung takut terhadapnya, karena kelelawar berkulit hitam dan berwajah menyeramkan.
Suatu hari para burung mengadakan kompetisi terbang. Semua
spesies burung ikut serta. Kelelawar ikut mendaftar. Awalnya bagian pendaftaran
sinis melihat kelelawar. "Huh, ngapain mahluk hitam dan jelek ini ikut
kompetisi burung yang bergengsi ini?" Gerutu panitia pendaftaran dalam
hati. Walaupun begitu, kelelawar tetap boleh ikut, karena kelelawar memenuhi
persyaratan yaitu bisa terbang.
Lomba terbang-pun dimulai. Semua perwakilan spesies burung
sudah bersiap di garis start. Kelelawar sangat bahagia mengikuti perlombaan
yang sangat bergengsi ini. Dia berharap, kalau saja dia bisa memenangkan
pertandingan, maka pastilah derajat spesies kelelawar akan meningkat di mata
para burung.
Peluit tanda perlombaan mulai sudah dibunyikan. Semua burung
terbang sekencang-kencangnya. Semua tak mau kalah, semua ingin menang, termasuk
kelelawar. Tetapi kelelawar malang tidak bisa terbang secepat burung lain.
Terbangnya sedikit payah karena pada siang hari matanya mengantuk. Sayapnya pun
tidak begitu lebar, jadi kecepatanya tidak bisa mengalahkan burung lainnya yang
bersayap lebih besar.
Pertandingan semakin sengit hingga siang pun berganti malam.
Kelelawar malang tetap gigih terbang, dia terus berjuang setidaknya sampai
garis finish. Di malam hari, banyak dari para burung yang kesulitan terbang.
Satu per satu burung yang tadi berada di depan kelelawar disalipnya. Bagi
kelelawar terbang di malam hari sangatlah mudah. Kelelawar memang binatang
malam. Kemampuan terbangnya sangat baik di malam hari, sebab walaupun
penglihatannya rabun namun ia memiliki gelombang ultrasonik yang menjadi
petunjuk arah terbang. Bila gelombangnya memantul berarti ada rintangan dan ia
harus menghindarinya.
Kelebihan ini tidak dimiliki burung lainnya. Kelelawar
akhirnya memimpin pertandingan, namun belumlah sampai finish dia merasa aneh.
Semua burung tidak ada lagi dibelakangnya. Rupanya para burung sudah tak
sanggup meneruskan pertandingan karena tak mampu melihat di kegelapan.
Kelelawar pun menawarkan diri untuk membantu mereka. Kelelawar mengiringi para
burung untuk mencapai garis finish. Akhirnya tidak ada yang diputuskan menang
dalam perlombaan itu, karena semua peserta sampai di garis finish secara
bersama-sama.
Kelelawar sebenarnya bisa saja menang dengan kelebihannya
itu. Tetapi kelelawar sadar, menang perlombaan bukanlah segalanya. Medali
perlombaan memang tidak menjadi milik kelelawar. Tapi kelelawar telah
memenangkan medali di antara para burung. Kelebihannya terbang di saat malam da
kebaikannya menolong para burung seketika membuat kelelawar menjadi terkenal.
Walaupun kelelawar tetap mahluk hitam yang berwajah kurang rupawan, namun
seluruh bangsa burung menyanjungnya sebagai spesies penuh talenta yang baik
hatinya.
Fisik yang buruk dan perlakuan yang buruk dari orang
sekitar, janganlah membuat kita berkecil hati. Pasti ada kelebihan di balik
kekurangan kita, dan selalu manfaatkan kelebihan kita untuk membantu sesama,
agar orang menghargai kita.
Inspired by keripik 4 jiwa.
Aslinya kelelawar itu mamalia loh ya, cerita ini agak nyeleneh dari fakta. tapi namanya fiksi, apa aja ga dilarang kan?hehe..
Aslinya kelelawar itu mamalia loh ya, cerita ini agak nyeleneh dari fakta. tapi namanya fiksi, apa aja ga dilarang kan?hehe..
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...